Candi Borobudur Puncak Peradaban Nusantara 3: Dibangun Guna Dharma atau Dibangun Oleh Gunadharma?

photo author
- Kamis, 28 April 2022 | 20:05 WIB
                          Bambang Eka Prasetya menjelaskan relief Karma Wibhangga      (Dok. Amat Sukandar)
Bambang Eka Prasetya menjelaskan relief Karma Wibhangga (Dok. Amat Sukandar)

harianmerapi.com - Candi Borobudur sebagai punck perdabana Nusantra dibangun guna Dharma atau dibangun Gunadharma?

Ungkapan pertama benar, Candi Borobudur dibangun guna Dharma, memang bangunan istimewa itu dibangun untuk Dharma,

pengabdian manusia terhadap kebajikan untuk mencapai pembebasan dari Dhuka, sebagaimana dinyatakan dalam “Catur Arya Satya”.

Baca Juga: Candi Borobudur Puncak Peradaban Nusantara 1: Dikelilingi Tujuh Gunung dan Dua Sungai yang Mengalir

Ungkapan kedua, Candi Borobudur dibangun Guna Dharma disalah-artikan sebagai, Candi Borobudur dibangun oleh Resi Gunadharma

dan setelah usai membangun dia beristirahat, tertidur nyenyak menjelma menjadi bukit Menoreh yang berada di sebelah selatan candi Borobudur. (ceritera Legenda Lokal).

Informasi yang masih harus dikaji lebih mendalam, yakni Candi Borobudur dirancang oleh dua universitas, Universitas Nalanda di Jambudwipa dan Universitas Muaro Jambi di Swarnadwipa.

Kerjasama dua universitas itulah yang merancang, survei lokasi, sampai melaksanakan pembangunan Candi Borobudur.

Bangunan candi Buddha terbesar di seluruh muka bumi itu lebih diperuntukkan sebagai tempat belajar para pemuka agama Buddha dan juga rakyat yang pada era itu pada umumnya belum memiliki kecakapan membaca huruf.

Baca Juga: Candi Borobudur Puncak Peradaban Nusantara 2: Pesan Manusia Membina Diri Menuju Puncak Hakikat Kemanusiaan

Relief Candi Borobudur menyampaikan pesan agar manusia membina diri menuju puncak hakikat kemanusiaan, yaitu keterbebasan dari ketamakan, kebencian, dan kekeliru-tahuan (loba, dosa, dan moha) dan memperbarui kehidupan berlandas “ikhlas, welas, dan mawas”.

Demikian disampaikan oleh Bambang Eka Prasetya, MM, dari Lembaga Nittramaya, Magelang, sebagai fasilitator dalam kegiatan belajar Seni Membaca Relief Candi Borobudur yang diselenggarakan PT Taman Wisata Candi Borobudur

dan didukung Balai Konservasi Borobudur, dari bulan Oktober sampai dengan Desember 2021.

Kegiatan ini untuk mendukung pariwisata yang berkualitas, terutama tentang ceritera-ceritera yang ada di relief-relief Candi Borobudur.

Baca Juga: Misteri Bayangan Seram di Gedung Sekolah 3: Ditemukan Pingsan di Areal Perkebunan Belakang Sekolah

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X