Kelihatannya tangannya berubah menjadi kaki.
Pada bagian pantat tampak dari lekuk-lekuk kain kafannya ada ekornya.
Yang menerima jenazah di kubur bagian bawah segera melompat ke atas.
Semua merinding karena jenazah Pramana berubah bentuknya seperti celeng (babi).
Maka segera ditimbun dengan tanah. Orang-orang yang mengubur Pramana berbisik : “Pramana jadi babi”.
Memang waktu perjanjian dengan Putri Celeng tidak disebutkan kalau mati jenazahnya jadi celeng.
Juga tidak disebutkan tentang tumbal-tumbal tetapi yang jelas pemuja Ratu Siluman Babi (Putri Celeng) akan menjadi bawahan kekuasaan Ratu Siluman Babi.
Pada hakekatnya Ratu Siluman Babi itu setan, ia mencari orang-orang yang sedia menjadi bawahannya (temannya) yang nanti di alam baka akan mengalami penderitaan.
Memang manusia tidak perlu melimpah harta bendanya tetapi selamat di dunia dan akherat.
Manusia harus ingat bahwa hidup di dunia ini tidak lama dalam bahasa Jawa disebut “Urip iku mung mampir ngombe” yang tak terbatas lamanya adalah di alam baka. (Seperti dikisahkan Drs. Subagya di Koran Merapi) *