Melihat rumah bangunan indekos yang bermodel rumah Belanda, ia agak ngeri.
Rumah bercat putih, berpintu banyak, berjendela kaca dengan dilapisi pinggiran kayu putih, dan bertingkat.
Namun yang bertingkat hanya bagian belakangnya saja.
Setelah pintu gerbang dibuka, ada halaman yang cukup luas dengan hiasan air mancur di tengah kolam.
Di sebelah kanan rumah ada gazebo dengan model rumah Joglo.
Tepat di sebelahnya ada ayunan dari besi yang sudah berkarat.
Untuk menemui ibu pemilik indekos, ia mengajak rekannya yang dari Sumatera.
Lagi - lagi ia dibuat kaget, karena ibu pemilik indekos ialah nenek - nenek yang sudah berusia hampir 100 tahun, dengan rupa wanita tua blesteran.
Rambut putihnya dibiarkan terurai, memakai kebaya dan jarik.
Walaupun sudah tua, ibu pemilik indekos masih sehat dan kuat berjalan. Ia menerima kunci kamar.
Kamarnya terletak paling belakang bangunan indekos.
Rumah bagian belakang yang bertingkatlah yang difungsikan sebagai indekos.
Untuk menuju kamar, ia harus melewati lorong remang - remang ala bangunan Belanda, dan menaiki tangga yang cukup banyak.