Jembatan Angker Direhab, 'Penghuni'-nya Berteduh di Rumah Pak Sawung

photo author
- Kamis, 11 November 2021 | 09:00 WIB
Penghuni jembatan angker itu wujudnya anak kecil. (Ilustrasi Pramono Estu)
Penghuni jembatan angker itu wujudnya anak kecil. (Ilustrasi Pramono Estu)

harianmerapi.com - Orang pada tahu, jika jembatan kuna yang menghubungkan desa Ngantru dengan Jatingarang itu angker.

Ada penunggunya atau penghuni yang dalam penampakannya sering berwujud bocah laki-laki seumuran sepuluh tahun. Namun di lain waktu bisa berwujud kakek tua renta.

Sudah sebulan ini jembatan tua tersebut dibongkar. Akan dibangun jembatan baru yang lebih sesuai dengan tuntutan zaman. Diperlebar menjadi enam meter yang semula hanya tiga meter.

Baca Juga: Pernikahan yang Tak Direstui 18: Kenyataan Tak Seindah Angan-angan

Suatu malam di kala hujan deras, pintu rumah Pak Sawung (nama samaran) yang terletak duapuluh lima meter di sebelah timur jembatan tersebut, diketuk orang.

“Permisi, Pak. Saya ikut berteduh di sini ya?”. Terdengar suara bocah laki-laki di luar rumah.

Pak Sawung buru-buru bangun dari tidurnya. Begitu pintu dia buka, Pak Sawung ndomblong. Dilihatnya seorang bocah laki- laki tanpa baju, hanya memakai celana lusuh dan basa.

Baca Juga: Gara-gara Bapak Suka Nonton Video Porno

“Oh, mari masuk, Nak. Aku ambilkan baju milik anakku untuk ganti ya”, ujar Pak Sawung sembari bergegas masuk rumah akan mengambil baju milik anaknya. Lalu kembali lagi menemui bocah yang badannya ‘njedhindhil’ itu.

Pak Sawung heran. Di teras, dia tidak melihat ada siapa-siapa. “Lho pergi kemana bocah ini tadi?”, tanyanya dalam hati.

Penasaran, Pak Sawung menelisik ke empat penjuru rumahnya. Lagi-lagi dia tidak mendapati seorang pun ada di sekitar rumahnya.

Baca Juga: Kegigihan Nyai Subang Larang 7: Mewariskan Ajaran Islam pada Dinasti Prabu Siliwangi

“Huh, aneh! Bilangnya mau nunut ngeyup. Lha kok malah menghilang,” gumam Pak Sawung. Ia kembali masuk rumah. Ingin melanjutkan tidurnya yang terputus.

Belum tertidur, masih dalam posisi rebahan, kuping Pak Sawung kembali mendengar suara bocah laki- aki. Tidak pangling. Suara itu sama persis dengan suara bocah laki-laki sebelumnya. Suara berasal dari teras depan rumahnya.

“Terimakasih, Pak. Aku boleh ikut berteduh di sini. Rumahku sedang dibongkar. Jika sudah selesai dibangun kembali, aku akan kembali ke sana, Pak”, begitu suara bocah laki- laki yang sangat jelas terdengar di telinganya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB

Cerita misteri gendruwo ikut ronda mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 21:00 WIB
X