harianmerapi.com - Konon banyak cerita misteri tentang pohon beringin yang dipercaya suka dihuni makhluk halus.
Seputar tahun 1960-an di Jogja banyak dijumpai bakul seninjong. Barang yang dijual mirip yang disajikan di warung angkringan saat ini dengan penerangan lampu minyak.
Ada goreng- gorengan, tempe-tahu bacem, nasi bungkus, dan lainnya. Ditata dalam empat buah tenong.
Dipikul dan dijajakan keluar-masuk kampung di kala malam hari. Sebagai penanda, bagian luar tenong dipasang oncor atau lampu minyak sekaligus sebagai penerang ketika pembeli memilih makanan yang akan disantap.
Kala itu jarum jam sudah menunjukkan angka duabelas. Dagangan Kang Karjo, seorang bakul seninjong, tinggal tahu bacem dua buah dan satu bungkus mihun goreng. Kang Karjo pun pulang, mengakhiri aktivitasnya malam itu.
Di sebuah gang kampung yang sepi, langkahnya terhenti. Sesosok laki-laki super jangkung berperut buncit menghadang, ingin membeli nasi bungkus.
“Huh, laper banget aku. Ditunggu sejak tadi ora rumangsa!”, gumam lelaki bertubuh tinggi itu.
Baca Juga: Lima Keistimewaan yang Dimiliki Seorang Perempuan di Mata Islam
“Waduh. Sudah entek-entekan je, Mas. Tinggal tahu bacem dua biji dan satu bungkus mihun goreng. Kersa?” jawab Kang Karjo sambil menurunkan pikulan tenongnya dari pundak.
Mungkin saking laparnya, lelaki jangkung perut buncit itu langsung membuka tenong. Tanpa sungkan, tahu bacem dua buah tersebut diemplok begitu saja tanpa dikunyah.
Begitu pula mihun goreng yang tinggal sebungkus. Tanpa dibuka lebih dulu, langsung masuk mulut...bleng!
“Aduuuh... bagaimana ini, masih lapar!”, gumam lelaki itu sambil memegangi perut buncitnya.
Lalu, tanpa seizin Kang Karjo lelaki itu melepas tali yang mengikat lampu minyak pada tenong. Bakul seninjong itu benar-benar kaget melihat ulah lelaki tersebut.