harianmerapi.com - Peringatan bagi pemancing yang hobi mancing di tempat-tempat asing. Biasa-bisa ketemu makhluk penghuninya jika tidak minta izin dulu.
Sore-sore Sangad, lelaki penghobi mancing, berjalan menyusuri tepi sungai Klirong. Ia akan mancing di kedung Luweng. Berbagai macam ikan banyak terdapat disitu.
Sampai tempat yang dituju Sangad langsung dhudhah- dhudhah peranti mancingnya. Feelingnya memang tajam.
Belum lagi limabelas menit pancingnya dicemplungkan ke air, seekor ikan bader menggelepar- gelepar di ujung tali pancingnya.
Tanpa diketahui dari mana datangnya, tiba-tiba sesosok perempuan berdiri di sisinya. Wajahnya merah menahan marah.
Tangan kirinya berkacak pinggang. Mulutnya nyerocos mengeluarkan kata-kata ketus dan kotor.
Sangad dikatakan sebagai orang tidak tahu aturan. Mancing di kedung tersebut tanpa izin dan tidak kula nuwun.
Baca Juga: Doa Ibu yang Terkabulkan: Masa Kecil Jadi Korban Bully Teman-temannya di Sekolah
Tidak terima dituding sebagai orang tidak punya aturan, Sangad naik pitam. Dari mulutnya pun keluar kata- kata kotor sekenanya.
Tak pelak terjadi perang mulut antara keduanya. Sosok perempuan itu meng-klaim, jika kedung Luweng adalah miliknya. Siapa pun tidak boleh seenaknya mancing disitu, tanpa izin darinya.
"Bah! Kalau ngomong jangan waton njeplak!" teriak Sangad saking jengkelnya. Mendengar kata itu sosok perempuan tersebut sepertinya amat sangat tersinggung.
Cepat bagai kilat tubuh Sangad didorong kuat- kuat. Tidak siap menerima dorongan,...byuuur! Tubuh Sangad tercebur ke dalam kedung.
Baca Juga: Cangkring Tak Hanya Obat Alami untuk Cacar Air, Berikut ini Khasiat Kesehatan Lainnya
Beruntung, bersamaan dengan itu Sarjono, teman Sangad datang, juga akan mancing di tempat tersebut. Ditolonglah Sangad yang tertatih-tatih naik ke tebing sungai.
Dengan terbata- bata Sangad menceriterakan kejadian yang baru saja dialami. "Anehnya, habis mendorong aku, perempuan tersebut hilang dari pengelihatanku," ujar Sangad menegaskan.