Menuntut ilmu untuk memperoleh kedudukan bolehkah ? Ternyata boleh, syaratnya adalah ......

photo author
- Kamis, 9 Oktober 2025 | 13:15 WIB
Seorang pelajar membaca buku di perpustakaan  (Foto : pexels / Ksenia Chernaya)
Seorang pelajar membaca buku di perpustakaan (Foto : pexels / Ksenia Chernaya)

HARIAN MERAPI - Sering kita dengar nasihat dari orang tua atau guru-guru untuk belajar mencari ilmu agar tidak dibodohi oleh orang pintar.

Mencari ilmu untuk mendapatkan kesuksesan di dunia seperti mendapatkan kedudukan sebagai presiden, menteri, gubernur, atau jabatan mentereng tertentu atau menjadi pengusaha sukses.

Menjadi pertanyaan, apakakah Islam membolehkan mencari ilmu untuk mendapatkan kedudukan di mata masyarakat. Seperti pesan orang-orang yang didengar keseharian.

Dalam kitab Talim mutaalim dalam babab niat mencari ilmu, disebutkan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda.

"Banyak perbuatan atau amal yang tampak dari bentuk amalan keduniaan, tapi karena didasari niat yang baik, atau ikhlas maka menjadi atau tergolong amal amal akhirat. Sebaliknya, banyak amalan yang sepertinya tergolong amal akhirat, kemudian menjadi amal dunia karena didasari niat yang buruk atau tidak ikhlas,".

Baca Juga: Kebiadaban tentara Israel tak berhenti, ini video terbaru yang dirilis UNRWA di Gaza: mayat di jalan, warga kelaparan

Contohnya. Bahwa niat seorang pelajar dalam menuntut ilmu harus ikhlas mengharap ridho allah mencari kebahagiaan di akhirat, menghilangkan kebodohan dirinya dan orang lain. Menghidupkan agama dan melestarikan islam. Karena islam akan tetap lestari kalau pemeluknya dan umatnya berilmu.

Zuhud dan takwa tidak sah tanpa disertai ilmu. Syekh Burhanuddin menukil perkataan para ulama bahwa "Orang yang tekun beribadah tapi bodoh bahayanya lebih besar daripada orang alim tapi durhaka. Keduanya adalah penyebab fitnah di kalangan umat, yaitu bagi orang yang menjadikan mereka sebagai panutan dalam urusan agama.

Dalam menuntut ilmu juga harus didasari niat untuk mensyukuri nikmat akal dan kesehatan badan. Jangan sampai terbesit niat supaya dihormati masyarakat untuk mendapatkan harta dunia atau agar mendapat kehormatan di hadapan para pejabat atau lainnya.

Muhammad Hasan berkata "Andaikata seluruh manusia menjadi budakku pasti akan memerdekakan. Semuanya dan akan bebaskan diriku dari walah. Atau loyalitas mereka".

Disampaikan bahwa barang siapa dapat merasakan lezatnya ilmu dan nikmatnya mengamalkannya, maka dia tidak akan begitu tertarik dengan harta yang dimiliki.

Baca Juga: Dapatkah jurnalisme berkualitas digantikan AI, begini penjelasan Wamenkomdigi Nezar Patria

Syekh Imam Hammad bin Ibrahim Ismail Ashafa al Anshari membacakan syairnya kepada Abi Hanifah. Siapa yang menuntut ilmu akhirat? Tentu ia akan memperoleh anugerah kebenaran dan kerugian bagi orang yang menuntut ilmu hanya karena mencari kedudukan di masyarakat.

Disampaikan pula bahwa boleh menuntut ilmu dengan niat dan upaya mendapat kedudukan di masyarakat. Kalau kedudukan tersebut digunakan untuk amar makruf nahi mungkar.

Selain itu untuk melaksanakan kebenaran serta untuk menegakan agama Allah bukan untuk mencari keuntungan diri sendiri juga bukan karena keinginan hawa nafsu.

Hal itu perlu direnungkan oleh para penuntut ilmu supaya ilmu yang mereka cari dengan susah payah tidak sia-sia.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB
X