Dapatkah jurnalisme berkualitas digantikan AI, begini penjelasan Wamenkomdigi Nezar Patria

photo author
- Kamis, 9 Oktober 2025 | 11:00 WIB
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria menjawab pertanyaan wartawan di Jakarta Selatan, Kamis (25/9/2025).  (ANTARA/Farhan Arda Nugraha)
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria menjawab pertanyaan wartawan di Jakarta Selatan, Kamis (25/9/2025). (ANTARA/Farhan Arda Nugraha)



HARIAN MERAPI - Penggunaan kecerdasan artifisial (AI) telah merambah ke mana-mana, termasuk di dunia jurnalistik.


Namun, dapatkan AI menggeser peran jurnalisme berkualitas ? Atau bisakah jurnalisme berkualitas tergantikan AI ?


Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria menegaskan bahwa jurnalisme berkualitas tidak akan pernah bisa digantikan oleh mesin, meski di tengah gempuran teknologi seperti kecerdasan artifisial (AI).

Baca Juga: Istana Ungkap Tugas Asisten Khusus Presiden, dari Analisa Data hingga Susun Pidato

Menurutnya, di tengah pesatnya AI di newsroom, kemampuan berpikir kritis, etika, dan empati manusia menjadi benteng terakhir menjaga kualitas informasi publik.

“Good journalism itu diramu oleh tiga elemen penting, yaitu critical thinking, skill, dan ethics. Kalau critical thinking ini tergerus oleh penggunaan AI, itu bahaya serius untuk jurnalisme berkualitas,” ujar Nezar melalui keterangan resmi di Jakarta, Rabu.

Nezar menyoroti hasil riset Thomson Reuters Foundation bertajuk “Journalism in the AI Era” yang menunjukkan 80 persen media di negara berkembang sudah menggunakan fitur AI dalam pekerjaan sehari-hari. Namun hanya 13 persen yang memiliki panduan resmi penggunaan AI.

Baca Juga: Timnas Indonesia Kalah 2-3 dari Arab Saudi

“Artinya, mayoritas newsroom di dunia belum punya kebijakan yang jelas. Kurangnya transparansi dalam membedakan konten yang dihasilkan manusia dengan mesin bisa menggerus kepercayaan publik terhadap pers,” ia menambahkan.

Lebih lanjut, Wamenkomdigi mengapresiasi langkah Dewan Pers yang pada awal 2025 telah mengeluarkan panduan penggunaan AI di media.

Panduan tersebut mengatur penggunaan AI secara transparan, etis, dan bertanggung jawab, termasuk mekanisme penyelesaian sengketa atas konten berbasis AI.

Nezar juga menyampaikan bahwa Kementerian Komdigi tengah memfinalisasi dua dokumen penting, yaitu Peta Jalan Kecerdasan Artifisial Nasional dan kebijakan keamanan serta keselamatan penggunaan AI yang akan ditetapkan melalui Peraturan Presiden.

Baca Juga: Peruntungan Shio Kuda dan Shio Kambing, hari ini Kamis 9 Oktober 2025, sebaiknya Anda berbicara terus terang dan jujur

“AI harus diperlakukan sebagai mitra, bukan pengganti manusia. Kita harus AI-aware. Sadar bahwa kita menggunakan AI, tapi tetap mampu mengambil jarak. Jangan sampai kita diatur oleh AI,” tegasnya.

Nezar juga mengingatkan esensi profesi jurnalistik yang tidak bisa digantikan teknologi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X