HARIAN MERAPI - Dalam jagad pedalangan sering terjadi peristiwa yang aneh dan di luar nalar. Bahkan ada peristiwa-peristiwa yang terkait dengan hal-hal yang supranatural atau mistis.
Karena itu, banyak dalang ketika melakukan pagelaran melandasinya dengan kekuatan batin atau kekuatan supranatural.
Bagi seorang dalang agar bisa tampil prima dalam pagelaran harus kuat mental spiritual dan kuat secara fisik.
Baca Juga: Upacara adat Suran Mbah Demang, Wakil Bupati Sleman ikut pawai jalan kaki bersama masyarakat
Biasanya sebelum menggelar pentas wayang kulit semalam suntuk, seorang dalang harus mempersiapkan diri secara mental dan fisik, dengan berpuasa misalnya.
Bagi Ki Mas Lurah Cermo Radyo Harsono, seorang dalang kondang etnis Tionghoa dari Muntilan, peristiwa-peristiwa aneh, misterius dan di luar nalar sering dialaminya dalam menggelar pertunjukan wayang kulit di berbagai daerah.
Peristiwa-peristiwa aneh yang pernah dialaminya itu, bagi Ki Radyo dianggap sebagai cobaan bahkan ujian, bukan dianggap sebagai halangan.
Asalkan dihadapi dengan hati yang jernih, tenang dan memohon perlindungan kepada Tuhan Yang Maha Esa, peristiwa-peristiwa aneh itu bisa sirna dan tidak membahayakan, baik bagi dirinya maupun orang lain yang membantu pagelaran, tuturnya.
Baca Juga: Rehabilitasi saluran Jalan Palem Raya Grogol mulai dikerjakan guna atasi masalah banjir
Ki Radyo Harsono mengisahkan pengalaman-pengalaman yang bernuasa mistis dan dipandangnya sebagai suatu keanehan itu.
Ketika dia 'ditanggap' mendalang oleh seseorang yang punya hajat pernikahan anaknya di daerah Banyumas, di tengah pagelaran tiba-tiba turun hujan deras disertai tiupan angin kencang.
Atap seng yang berada tepat di atas tempat dia duduk mendalang ada empat lembar seng yang tersingkap ditiup angin.
Namun dia tetap mendalang sambil terus memanjatkan doa memohon keselamatan dan perlindungan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Baca Juga: Sekolah Rakyat Menengah Atas di Sleman pengaruhi target kuota siswa sekolah swasta?
Anehnya, meski atap seng yang berada tepat di atas dia duduk mendalang, tidak ada air hujan yang menetes masuk ke tempat pagelaran.