HARIAN MERAPI - Perkenalan Pak Iswandi dengan Jayeng Hadi Suprobo, membuat cerita mistis tentang Sukino semakin terungkap gamblang. Dari sesepuh itu diketahui apa saja laku yang dijalankan oleh mantan pejuang PETA itu.
Seperti yang sudah diungkapkan pada cerita mistis Pak Iswandi sebelumnya, pada tahun 1974 Sukino yang mantan pejuang PETA itu memperkenalkan seseorang bernama Jayeng Hadi Suprobo.
Jayeng Hadi Suprobo ini dalam cerita mistis kali ini akan mengungkap banyak hal tentang laku tapa brata mantan pejuang PETA bernama Sukino itu.
Baca Juga: Muhammadiyah Tetapkan 1 Ramadhan pada 1 Maret 2025 dan Idul Fitri pada 31 Maret 2025
Pak Iswandi menuturkan setelah enam bulan perkenalan, Jayeng Hadi Suprobo baru mengaku kalau dirinya adalah guru spiritual Sukino.
"Dialah yang membimbing dan menjaga Sukino saat dikubur hidup-hidup sebagai salah satu laku spiritual," kata Pak Iswandi.
Dari Mbah Jayeng Hadi Suprobo pula, Pak Iswandi juga menjadi tahu kalau Sukino bisa memberhentikan mobil yang melaju kencang hanya dengan melambaikan tangan.
Selain itu, Sukino juga mampu mengangkat truk tronton hanya dengan satu jari saja. Dan, dari Mbah Jayeng pula Pak Iswandi menjadi semakin yakin kalau Sukino memang sudah menguasai 4 anasir.
Baca Juga: Kecelakaan Tunggal di Prambanan, Mobil Oleng Lalu Masuk Parit, Diduga Pengemudi Kurang Konsentrasi
Pak Iswandi mengatakan, perkenalanannya dengan Jayeng Hadi Suprobo terjadi pada saat dirinya sudah berusia sekitar 23 tahun. Dan, sejak itu pula Sukino mulai sulit ditemui.
Untuk beberapa lamanya, Pak Iswandi berguru kepada Jayeng Hadi Suprobo. Meski demikian, pada akhirnya dia lebih memilih untuk menyelesaikan kuliahnya di jurusan ekonomi UGM.
Pak Iswandi mengaku tidak akan mungkin kuat menjalani semua laku tapa brata seperti yang dilakukan Sukino. Dia juga lebih memilih sekolah untuk mengejar cita-cita sebagaimana orang pada umumnya.
Baca Juga: Konsisten Melayani UMKM, BRI Cetak Laba Rp60,64 Triliun
Namun, Pak Iswandi mengungkapkan ada beberapa laku spiritual yang dijalaninya hingga sekarang. Dan, beberapa laku spiritual itu punya makna wejangan luhur dari nenek moyang.
