Baca Juga: Kejujuran Membawa Nikmat 30: Hidup Berkecukupan Namun Tak Suka Bermewah-mewah
"Memang ada apa, Mas?" Diah menyelidik. Mata sopir itu tampak merah, wajahnya kuyu, sepertinya kurang tidur.
"Saya trauma, Mbak."
"Hah trauma?! Kenapa?"
Sejurus kemudian sopir itu pun bercerita panjang lebar. Bermula dia yang memilih istirahat di truknya karena masjid penuh. Dia menonton video untuk menghilangkan suntuk dan mengundang kantuk. Tiba-tiba kaca jendela truk diketuk. Sopir itu pun terperangah kala mendapati perempuan cantik ada di luar.
Cepat-cepat sopir itu membuka pintu. Namun perempuan cantik bergaun putih, berambut panjang itu sudah berbalik dan pergi. Jalannya cepat sekali.
Baca Juga: Kemenag Segera Miliki Instrumen Asesmen Kompetensi Madrasah
Penasaran, sopir itu mengejar sambil memanggil-manggil. Sampai di kolam penampungan limbah, perempuan itu mengikik. Punggungnya tiba-tiba muncul lubang yang mengerikan. Penuh darah dan belatung.
Lalu perempuan itu menghilang. Sopir berlari secepat-cepatnya menuju masjid. Tidak berani kembali ke truk yang parkir di area gudang teknik.
Sekujur kulit Diah merinding mendengar cerita tersebut tetapi keingintahuannya yang sangat besar menggelitiknya untuk mengulik sesuatu.
Baca Juga: Awas Asap Rokok Bisa Berbahaya Bagi Anggota Keluarga, Ini Cara Mencegahnya
"Memang Mas nonton video apa sewaktu di truk?"
"Anu, Mbak. Saya nonton video dewasa," aku sopir itu malu-malu. Diah sejenak nyengir lalu menggeleng-gelengkan kepala. Pantas saja. (Seperti dikisahkan Endang Sri Sulistiya di Koran Merapi)