Hubungannya dengan Sita lebih banyak didasari oleh nafsu, sekalipun diakui Karman dirinya merasa jatuh cinta sejak mereka bertemu pertama kali di tempat kos ayah Karman.
Begitu pula dengan Sita, yang menganggap Karman sebagai sosok yang bisa menggantikan posisi ayahnya yang pergi tiada tahu rimbanya.
Namun karena godaan setan, maka hubungan yang semula hanya pertemanan itu pun berubah menjadi terlalu jauh. Hingga akhirnya datangnya sesuatu hal yang sama-sama tidak mereka inginkan.
"Mas, Sita terlambat bulan."
Kata-kata yang diucapkan dengan lirih itu, dirasa bak petir yang menyambar ubun-ubun Karman.
"Kok bisa, apa Sita tidak minum obat yang mas berikan," kata Karman panik. Seketika itu pula dunia seperti gelap di mata Karman. *