HARIAN MERAPI - Kompleks Candi Ngawen seluas kira-kira 900 meter persegi, dengan letak geografis pada koordinat 110°.16’.17” Bujur Timur dan 07°.36’.17” Lintang Selatan, ketinggian 290 meter dari permukaan laut.
Candi Ngawen berlokasi di desa Ngawen Kecamatan Muntilan, kira-kira hanya dua kilometer dari jalan raya Magelang – Yogyakarta, di sebelah selatan desa Gunungpring.
Letak candi ini di pinggir persawahan dan jalan desa, dekat Kantor Pemerintah Desa Ngawen.
Baca Juga: Tiket Olimpiade Paris 2024 Masih Terbuka, Timnas Indonesia U-23 Wajib Kalahkan Irak
Tahun 1864 kompleks percandian Ngawen ditemukan kembali oleh seorang pejabat Belanda, NW Hoepermans. Ketika ditemukan kompleks percandian ini tertimbun material vulkanis gunung Merapi.
Dia juga menyebutkan adanya penemuan arca Buddha di reruntuhan candi. Temuan candi ini laporannya dimuat dalam ROD (Rapporten van den Oundheindkundigen Dienst) in Nederlandsch Indie tahun 1914.
Selanjutnya, pada tahun 1897 J. Van Aalst mengadakan penelitian di sekitar percandian Ngawen. Dalam penelitian tersebut ditemukan susunan batu-batu pondasi candi di depan Candi Ngawen II (candi nomor 2 dari utara).
Dan di Candi Ngawen IV (candi yang letaknya nomor 4 dari utara) ditemukan arca Dhyani Buddha Amitabha. Ketika Th. Van Erp melakukan pemugaran Candi Borobudur tahun 1911, dia juga melakukan inventarisasi batu-batu candi yang ada di Candi Ngawen.
Baca Juga: Erick Thohir Gembleng Garuda Muda: Come On, Jangan Menyerah!
Hasil inventarisasi tersebut dimuat di ROD tahun 1911, yang diterbitkan Batavia Albrecht & Co tahun 1912 dengan judul ‘Candi Ngawen’.
Situs Candi Ngawen ketika itu sangat menarik perhatian para ahli purbakala Belanda. Sehingga, para ahli dari Negeri Belanda terus melakukan penelitian dan penggalian.
Rangkaian penelitian para ahli purbakala bangsa Belanda tersebut terus dilanjutkan. Tahun 1925, FJ. Perguin melanjutkan penelitian, penggalian dan pemugaran.
Dan tahun 1927 dia berhasil memugar Candi Ngawen I dan Candi Ngawen II. Hasil pemugaran tersebut berupa fisik bangunan Candi Ngawen yang sampai sekarang tidak mengalami perubahan.
Dalam catatan Perguin juga disebutkan, bila kerusakan kompleks percandian Ngawen ini karena letusan Gunung Merapi yang maha dahsyat seribu tahun yang lalu, di mana batu, pasir dan abunya menutupi candi ini.