HARIAN MERAPI - Nyi Ageng Serang yang makamnya berada di Kalibawang Kulon Progo, merupakan pendekar wanita pilih tanding pada zamannya.
Putri dari Pangeran Natapraja berjuluk Nyi Ageng Serang ini sejak kecil sudah disiapkan menjadi prajurit mumpuni.
Pangeran Natapraja ayahanda Nyi Ageng Serang, juga pejuang sakti pada zaman Pangeran Mangkubumi dan Pangeran Samber Nyowo.
Namun ketika terjadi perjanjian Giyanti 1755, perang Pangeran Mangkubumi dan Pangeran Samber Nyowo melawan Belanda, berakhir.
Sementara itu, Nyi Ageng Serang lahir pada tahun 1752 Masehi, dengan nama asli Raden Ajeng Kustiah.
Pada tahun 1752 itu masih dalam masa perang Pangeran Mangkubumi dan Pangeran Samber Nyowo melawan Belanda.
Perang itu berakhir dengan adanya perjanjian Giyanti 1755 Masehi.
Baca Juga: Pelajar di Pakem Melakukan Percobaan Bunuh Diri dengan Memanjat Tower, Ternyata Tak Hanya Sekali Ini
Meski begitu, Pangeran Natapraja tetap menganggap Belanda sebagai bahaya laten.
Karena itu, RA Kustiah dididik dengan keras, dan dipersiapkan menghadapi ancaman laten penjajah Belanda itu.
Meskipun seorang putri, RA Kustiah digembleng dengan berbagai ilmu kanuragan dan kasantikan.
Baca Juga: Makam Nyi Ageng Serang 1: Pernah jadi tempat tirakat Soeharto sebelum jadi presiden
Dan, RA Kustiah menjadi pendekar wanita pilih tanding setelah mendapat gemblengan ilmu dari para kiai di Kadilangu, Demak.