HARIAN MERAPI - Kisah cerita misteri bayangan di balik tenda 3, tiba-tiba menyeruak bau pesing dan lampu elektrik mati.
Angin telah menggiring mereka masuk sehabis makan mie. Agus duduk digerbang masuk tenda. Bram yang kelelahan telah ngorok dari tadi.
Agus yang belum bisa memejamkan mata, memutuskan untuk menyalakan bara api. Malam telah larut, angin di dekat sungai telah menghempas-hempaskan bajunya.
Baca Juga: Cerita misteri bayangan di balik tenda 1, di balik pohon seperti ada yang mengintai, siapakah dia?
Dia mendekap tubuhnya dengan sarung. Kepalanya sudah ditutupi dengan kupluk tapi tidak juga membuatnya hangat. Setelah air hangat habis, Agus segera masuk ke tenda.
Satu jam lebih Agus masih tidak bisa memejamkan mata. Telinganya benar-benar sensitif dengan segala bunyi. Suara air sungai mengalir membentur batuan diikuti angin yang sesekali kencang, sesekali tenang, sesekali terdengar jelas.
Refrelek, Agus memutar leher hingga dagunya sejajar dengan bahu. Ada bayangan melesat di luar. Agus diam lalu membuka resleting tenda pelan-pelan setelah mendengar suara gemuruh sungai.
Di luar tenda, Agus melihat ke arah jauh. Kakinya menjinjit. "Apa mungkin angin?" Desisnya membungkus tubuhnya dengan sarung.
Agus terperanjat ketika melihat bayangannya sendiri bergerak lalu melesat di tengah sungai. Bayangan itu menjelma gumpalan asap, seolah meniti di atas air mengalir.
Baca Juga: Cerita misteri bayangan di balik tenda 2, takut diterjang banjir, suara angin pun dikira suara air
Segera Agus menghambur ke dalam tenda dan menutup mata rapat-rapat. Badannya meringkut. Dadanya menggebu-gebu diikuti suara angin kencang menerpa tendanya mereka.
Agus mengguncang-guncang badan Bram yang tidur pulas. Tidak lama bau pesing menyeruak.
Dua lampu elektrik di luar tenda mati tiba-tiba membuat Agus semakin panik. Dia mengguncang-guncang badan Bram.
"Ada apa, Gus?"
"Bangun," Agus terus mengguncang.
