HARIAN MERAPI - Kisah cerita misteri bayangan di balik tenda 2, takut diterjang banjir, suara angin pun dikira suara air.
Agus diam diikuti detak dadanya bergerak sedikit cepat setelah melihat bayangan Bram dari luar tenda. Segera dia mengingat-ngingat, apakah kaki lelaki yang ditemuinya itu melayang atau napak ke tanah.
Saat mereka bicara Agus dan lelaki itu terhalang tenda dan hanya saling mengingatkan.
Baca Juga: Cerita misteri bayangan di balik tenda 1, di balik pohon seperti ada yang mengintai, siapakah dia?
"Kalau mendengar suara riuh air kali. Segera berbenah. Menurut informasi kali ini kadang-kadang banjir dan meluap ke atas, meski tidak hujan." Agus mengangguk.
"Jenengan sendirian, Mas?" Lelaki itu hanya tersenyum.
"Kami ada di bawah sana. Dekat kali. Jika ada apa-apa datanglah ke tenda kami." Pinta Agus sedikit berteriak sambil menuruni jalan sedikit terjal.
"Ya!" Lalaki itu sedikit berteriak.
Agus melihat lagi, tempat lelaki mendirikan tenda. Daun-daun pohon besar itu hampir gelap sepenuhnya. Matahari di ufuk tinggal sabit. Langit jingga. Bram yang bertugas menyalakan api sudah berhasil memanaskan air.
Baca Juga: Mahasiswa Amikom Yogya Ngadu ke Kapolri, ini alasannya
"Kopi dan mei bawa ke sini, Gus."
Agus keluar dari lamunannya dan segera mendekat ke arah Bram. Matahari sudah sepenuhnya tenggelam dan perlahan menjadi gelap tinggal cahaya api yang memyala.
Bram membentangkan tubuh lalu memandangi bintang yang tampak seperti kunang-kunang.
"Apa benar kunang-kunang itu berasal dari kuku orang mati, Gus?"
"Itu hanya mitos."