harianmerapi.com - Ubi jalar yang sebagian warga terutama di DIY-Jawa Tengah sering menyebut juga tela pendhem diyakini mempunyai khasiat kesehatan, baik bagian umbi maupun daun-daunnya.
Selain bagian umbinya, daun ubi jalar juga dapat diolah menjadi jenis masakan atau sayur, bahkan dapat juga dimakan mentah atau dijadikan lalaban.
Adapun manfaat atau khasiat daun ubi jalar, di antaranya mempercepat penyembuhan demam berdarah (DB), melawan rabun dan asam urat sebagai antioksidan.
Baca Juga: Kekayaan Bukan Segalanya 9: Sudah Hamil Lebih Dulu, Terpaksa Dinikahkan
Jika untuk membantu mempercepat sembuhnya demam berdarah, caranya cukup sederhana, yaitu bisa menggunakan satu ikat daun ubi jalar, lalu dicuci bersih menggunakan air mengalir.
Setelah itu direbus dengan satu liter air sampai mendidih. Hasilnya dibiarkan sejenak, setelah dalam keadaan hangat atau dingin, segera disaring dan diminum.
Air minum berkhasiat ini bisa dikonsumsi secara rutin, bisa sebagai pengganti air minum, yaitu kisaran satu liter setiap harinya. Dengan trik alami ini diharapkan serangan DB segera teratasi.
Sedangkan untuk mencegah dan melawan gangguan pada mata seperti rabun, bisa menggunakan setengah genggam daun ubi jalar merah.
Baca Juga: 4 Langkah Menciptakan Rutinitas Belajar yang Nyaman untuk Anak
Bahan ini dicuci bersih dan diparut, lalu dicampur dengan tiga sendok makan air masak serta dua sendok makan madu.
Selanjutnya diperas dan disaring. Air ramuan ini disaring dan diminum tiga kali sehari sampai sembuh.
Bagian umbinya, terlebih jenis ubi ungu antara lain bisa berperan sebagai antioksidan yang dapat mendukung imunitas tubuh.
Selain itu dapat melancarkan peredaran atau sirkulasi darah dan mendukung kesehatan jantung. Tak kalah penting juga bisa dimanfaatkan sebagai rival atau musuh serangan asam urat.
Lalu kandungan vitamin A pada ubi dapat membantu menjaga serta meningkatkan kesehatan organ mata.
Mengingat ada banyak manfaat kesehatan dari tanaman ubi jalar, baik bagian umbi maupun daunnya, sudah selayaknya budidaya tanaman ini rutin dilakukan berbagai pihak, sekaligus sebagai upaya melestarikan keberadaan jenis-jenis tanaman ubi jalar. *