harianmerapi.com - Memasuki musim penghujan warga harus mewaspadai Demam Dengue (DD) dan demam berdarah Dengue (DBD).
Di dunia ini DBD telah menjadi masalah kesehatan utama, termasuk Indonesia.
Sebenarnya DBD ini tidak mengenal musim hanya saja akan booming atau ada ledakan kasus di musim penghujan.
Ditularkan gigitan nyamuk Aedes aegypti, DBD biasanya terjadi di daerah tropis dan subtropis di seluruh dunia.
Baca Juga: Cegah Demam Berdarah, RSI Banjarnegara Bagikan Ratusan Ikan Cupang
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan sampai Oktober 2021 lalu kasusnya mencapai 37.646 kasus jauh menurun dibanding 2020 yang mencapai 108.303.
Sedangkan angka kematian 361 jauh menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 747 pada periode yang sama.
Merujuk pada laman rscarolus.or.id berikut lebih lanjut dari DBD
Gejala klinis demam Dengue berupa demam, ruam kulit, nyeri otot, dan nyeri sendi.
Demam Dengue dapat berubah menjadi kondisi yang mematikan, yakni DBD yang disertai tanda-tanda kebocoran pembuluh darah, atau renjatan Dengue yang disertai penurunan tekanan darah dan nadi yang cepat.
Penanganan yang tidak tepat dan terlambat dapat menimbulkan kematian.
Gejala
Penderita demam Dengue dapat mengalami gejala: