Keberkahan ini akan dikaruniakan kepada seluruh penduduk suatu negeri ketika mereka adalah orang-orang yang beriman dan bertakwa kepada-Nya.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala: "Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi." (QS. Al-A'raf, 7:96).
Baca Juga: Kisah inspiratif dari hobi memelihara burung kicau hingga dirikan UTJ Murai Boarding School di Jogja
Kelima, kemuliaan dan kejayaan (Al-Izzah).
Kejayaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai (1) kemegahan; kebesaran; kemasyhuran; (2) keadaan yg mapan dan menguntungkan (baik dalam segi materi maupun jiwa).
Orang-orang yang beriman dijanjikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan kemuliaahn dan kejayaan hidup, sebagaimana firman-Nya:
“Mereka berkata, “Sungguh, jika kita kembali ke Madinah (kembali dari perang Bani Mustalik), pastilah orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah dari sana.” Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tidak mengetahui.” (QS. Al-Munafiqun, 63:8).
Keenam, kehidupan yang baik (al-hayah ath-thayyibah).
Kehidupan yang baik akan mencakup semua hal yang disebutkan di dalam hadis nabi Muhammad SAW antara lain rezeki yang halal, sifat qanaah atau rasa cukup, taufik dari Allah SWT, nikmat syurga di akhirat kelak dan juga kebahagiaan dan ketenangan hidup.
Kehidupan yang baik bukan berarti kehidupan mewah yang luput dari ujian, tetapi adalah kehidupan yang diliputi oleh rasa lega, kerelaan serta kesabaran dalam menerima cobaan dan rasa syukur atas nikmat Allah.
Firman Allah SWT: “Barangsiapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”. (QS. An-Nahl; 16:97).*