Pendidkan Aqidah merupakan faktor paling penting dalam pendidikan keluarga Luqman Al hakim

photo author
- Sabtu, 4 Februari 2023 | 06:37 WIB
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (Dok. Pribadi)
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (Dok. Pribadi)

”Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) itu benar-benar kezaliman yang besar.” (QS. Luqman, 31;130).

Kedua, pendidikan ibadah. Setelah rasa aqidah ditanamkan kepada anak, Luqman mengajaknya membiasakan dirinya melakukan ibadah yang diperintahkan olah Allah dan Rasul-Nya.

Baca Juga: Seperti cerita film. Bos mafia Italia ditangkap di Prancis aat menyamar jadi juru masak pizza

Sesuatu, betapapun ringannya kalau tidak dibiasakan akan terasa berat.

Pertama Luqman menyuruh anaknya mendirikan shalat karena shalat adalah tiang agama sekaligus sebagai barometer ketaqwaan seseorang kepada Allah.

Sebagaimana firman-Nya : ”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang munkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesunguhnya yang demikian itu
termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” (QS. Luqman, 31:17).

Ketiga, pendidikan akhlaq. Suatu tugas betapapun kecil dan sederhananya, pasti memiliki konsekwensi dan
resiko.

Untuk itu seorang da’i harus siap mental menerima segala macam cobaan; tidak mundur dan patah semangat, harus memperlihatkan akhlaq seorang yang teguh iman dan sabar.

Luqman mengingatkan anaknya untuk bersabar menerima segala macam cobaan, dalam komunikasinya dalam hidup bermasyarakat :

Baca Juga: Pengalaman horor Galih nonton wayang kulit di rumah Pak Kadus malah dipanggil-panggil kuntilanak

“Dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman, 31:17).

Keempat, pendidikan dakwah.

Luqman menanamkan kepada anaknya sifat keberanian menyatakan kebenaran, dan mengajak orang untuk melaksanakannya, serta keberanian menunjukkan mana yang salah dan melarang orang untuk mendekatinya.

Inilah sikap penggerak dakwah yang tidak mementingkan dirinya sendiri, melainkan juga memperhatikan lingkungan di sekitarnya.

Apabila setiap orang berusaha amar ma’ruf dan nahi munkar tentu dunia ini akan penuh dengan kedamaian, silang sengketa akan dapat diatasi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X