KASUS bunuh diri yang menimpa mahasiswa baru UGM, TSR (18), yakni dengan cara melompat dari lantai 11 sebuah hotel di kawasan Jalan Kolombo viral di media sosial (medsos).
Peristiwa yang terjadi pada Sabtu sore pekan lalu itu menghebohkan masyarakat. Jalanan di sekitar TKP pun macet lantaran petugas harus melakukan oleh tempat kejadian perkara.
Tidak ada yang mengira mahasiswa baru UGM ini mengakhiri hidup dengan cara sangat tragis, terjun dari lantai 11 hotel. Polisi yang menangani kasus tersebut masih menyelidiki motif mengapa TSR nekat bunuh diri.
Baca Juga: Setelah jalani pemeriksaan dari semalam, Rizky Billar akhirnya ditahan. Ini dugaan kesalahannya...
Namun, di dalam tas korban ditemukan antara lain kartu berobat dari RS JIH serta dari psikolog. Diduga yang bersangkutan mengalami depresi, namun apa penyebabnya masih belum diketahui pasti.
Dalam kasus bunuh diri semacam itu memang tidak ada pihak yang bisa disalahkan. Seorang karyawan hotel mengaku sempat diajak bicara TSR. Karyawan tersebut sempat mengingatkan agar TSR jangan berbuat nekat.
Artinya, TSR saat itu sebenarnya telah mengungkapkan maksud untuk mengakhiri hidup. Sayangnya, terlambat, TSR keburu terjun dari lantai 11 hotel hingga menemui ajal.
Baca Juga: Bambang Tri Mulyono, penggugat keaslian ijazah Presiden Jokowi ditangkap polisi
Umumnya, orang merasa senang diterima sebagai mahasiswa UGM, namun entahlah apa yang dirasakan TSR. Boleh jadi, ia memendam sesuatu yang tidak diketahui keluarganya, sehingga mengambil jalan pintas, bunuh diri.
Secara hukum memang tidak ada yang disalahkan dalam kasus bunuh diri, kecuali ada orang atau pihak lain yang membujuk atau memberi kesempatan kepada TSR untuk bunuh diri.
Tindakan karyawan hotel yang mengingatkan TSR agar tidak berbuat nekat, sebenarnya merupakan upaya pencegahan, namun gagal lantaran yang bersangkutan tetap merealisasikan niatnya untuk bunuh diri.