Sehingga, tumbuhlah anak dengan fisik sehat nan bugar, tapi tidak diimbangi dengan kondisi mental, emosi dan spiritual yang optimal.
Dalam ayat tersebut, secara langsung Allah SWT menyebutkan bahwa tujuan pendidikan anak di dalam keluarga adalah untuk menciptakan manusia yang taqwa kepada Allah SWT.
Baca Juga: Memahami Islam sebagai Agama Fitrah
Takwa menjadi syarat diterimanya amalan.
Ia menjadi jalan masuk surga dan sebaik-baik bekal yang dibawa menuju kehidupan akhirat.
Orangtua harus menyadari bahwa pendidikan anaka dalam keluarga adalah agar anak-anak bertakwa kepada Allah SWT.
Di samping itu harus disadari juga bahwa takwa adalah tujuan dari ibadah dan spiritualitas Islam.
Secara khusus ada lima ciri-ciri orang yang bertakwa sebagaimana yang disebut di dalam al-Quran surah Ali Imran ayat 133-136: menafkahkan sebagian harta, menahan amarah, memberi maaf, mengerjakan kebaikan, dan mohon ampun atas kesalahan.
Konsep taqwa adalah seseorang yang taat kepada Allah SWT dan mengharap rahmat-Nya, dan meninggalkan segala yang dilarang karena takut akan siksa-Nya.
Baca Juga: Delapan langkah syaitan menyesatkan manusia, salah satunya dengan waswasah (bisikan)
Seorang anak dikatakan bertaqwa kepada Allah SWT jika ia menjalankan kewajiban kepada Allah dan mengerjakan hal-hal yang sunnah seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW.
Dalam arti yang lain, anak-anak yang bertakwa kepada Allah SWT adalah anak yang dapat melakukan penjagaan diri dari kemurkaan Allah dan siksanya-Nya dengan melaksanakan apa yang diperintahkan-Nya dan menahan diri dari melakukan segala larangan-Nya. Amalan takwa bukan sebatas apa yang terkandung di dalam rukun Islam, seperti syahadat, salat, zakat, dan haji saja.
Mendidik anak dalam keluarga juga harus banyak mawas diri atas berbagai hal yang pernah
dilakukan.
Dengan senantiasa introspeksi, orangtua akan melihat berbagai kekurangan dalam dirinya dalam mendidik anak.
Kesempatan untuk mengetahui kekurangan dalam diri kan memunculkan keinginan untuk memperbaikinya.