Tujuan Pendidikan Anak dalam Keluarga adalah menjadikan anak bertakwa kepada Allah SWT

photo author
- Kamis, 13 Oktober 2022 | 05:50 WIB
Khamim Zarkasih Putro (Dok. Pribadi)
Khamim Zarkasih Putro (Dok. Pribadi)

HARIAN MERAPI - Pendidikan anak dalam keluarga bersifat istimewa dan utama. Karena keluarga adalah pengalaman pertama bagi seorang anak.

Apabila orangtua tidak berperan secara optimal dalam mendidik, akan muncul berbagai masalah dalam kehidupan anak,

seperti; terjerumus pergaulan yang salah, emosi labil, tidak memiliki tujuan hidup atau cita-cita, malas beraktivitas, menentang dan membantah orangtua, performa belajar menurun, tidak berprestasi, sering berkhayal tapi tak bisa membuat plan untuk mewujudkannya, perilaku seks menyimpang (menyukai sesama jenis/seks bebas), dan melakukan tindak kekerasan.

Baca Juga: Lima cara melindungi diri dari godaan syaitan, di antaranya membaca Ayat Kursi

Itulah di antara masalah-masalah yang paling umum yang dialami oleh anak-anak kita.

Guna menghindari masalah tersebut dan untuk menguatkan sikap optimis orangtua dalam mendidik anak, maka perlu memahami konsep tujuan pendidikan anak dalam keluarga.

Pendidikan anak bukan datang tanpa perintah.

Pendidikan anak dalam keluarga Islam dijelaskan Allah SWT melalui Al-Quran.

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”(QS. At-Tahrim; 66:6).

Ayat ini menggambarkan bahwa pendidikan itu dimulai dari rumah.

Baca Juga: Iman kepada Allah SWT dalam berbagai dimensinya

Suami dan istri harus saling membantu menciptakan suasana harmonis dalam keluarga, menunjukkan kebaikan kepada anak melalui perilaku positif dan saling menjaga agar terhindar dari keburukan.

Banyak orangtua yang tidak membekali diri dengan pengetahuan mendidik anak sesuai ajaran Al-Quran dan As-Sunah.

Banyak orangtua yang sadar bahwa ia memiliki kekurangan, tapi malas memperbaiki diri dengan ilmu.

Banyak orangtua yang tidak melakukan evaluasi saat mengasuh.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X