HARIAN MERAPI - Pendidikan anak dalam keluarga bersifat istimewa dan utama. Karena keluarga adalah pengalaman pertama bagi seorang anak.
Apabila orangtua tidak berperan secara optimal dalam mendidik, akan muncul berbagai masalah dalam kehidupan anak,
seperti; terjerumus pergaulan yang salah, emosi labil, tidak memiliki tujuan hidup atau cita-cita, malas beraktivitas, menentang dan membantah orangtua, performa belajar menurun, tidak berprestasi, sering berkhayal tapi tak bisa membuat plan untuk mewujudkannya, perilaku seks menyimpang (menyukai sesama jenis/seks bebas), dan melakukan tindak kekerasan.
Baca Juga: Lima cara melindungi diri dari godaan syaitan, di antaranya membaca Ayat Kursi
Itulah di antara masalah-masalah yang paling umum yang dialami oleh anak-anak kita.
Guna menghindari masalah tersebut dan untuk menguatkan sikap optimis orangtua dalam mendidik anak, maka perlu memahami konsep tujuan pendidikan anak dalam keluarga.
Pendidikan anak bukan datang tanpa perintah.
Pendidikan anak dalam keluarga Islam dijelaskan Allah SWT melalui Al-Quran.
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”(QS. At-Tahrim; 66:6).
Ayat ini menggambarkan bahwa pendidikan itu dimulai dari rumah.
Baca Juga: Iman kepada Allah SWT dalam berbagai dimensinya
Suami dan istri harus saling membantu menciptakan suasana harmonis dalam keluarga, menunjukkan kebaikan kepada anak melalui perilaku positif dan saling menjaga agar terhindar dari keburukan.
Banyak orangtua yang tidak membekali diri dengan pengetahuan mendidik anak sesuai ajaran Al-Quran dan As-Sunah.
Banyak orangtua yang sadar bahwa ia memiliki kekurangan, tapi malas memperbaiki diri dengan ilmu.
Banyak orangtua yang tidak melakukan evaluasi saat mengasuh.