Lima Prinsip Mengenalkan Kegiatan Literasi pada Anak Usia Dini, Salah Satunya Selaraskan dengan Kemampuan

photo author
- Rabu, 27 April 2022 | 03:00 WIB
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (Dok Pribadi)
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (Dok Pribadi)

Dengan demikian mereka tidak sadar ketika tengah asyik bermain ternyata ada kegiatan belajar di dalamnya.

Ketiga, berkaitan dengan substansi pada anak usia dini dalam belajar adalah adanya repetisi atau pengulangan. Dengan demikian kegiatan penanaman literasi pada anak usia dini harus dilakukan secara berulang dan terus menerus.

Baca Juga: Misteri Buk Buntung Situs Peninggalan Belanda 3: Sumur Pertama yang Airnya Segar dan Dipercya Memiliki Khasiat

Melalui pengulangan ini anak usia dini akan masuk pada proses mengenal, kemudian paham, setelahnya meniru, dilanjutkan dengan bisa, hingga mereka dapat
mengembangkan kemampuan membaca, menulis, dan berpikir kritis.

Secara bertahap dan berkelanjutan, kemampuan itu akan semakin sempurna seiring dengan perkembangan usia anak.

Keempat, menciptakan kondisi lingkungan yang bagus, yakni orangtua ataupun pihak sekolah menciptakan suasana yang memang erat berkaitan dengan kegiatan literasi.

Seperti menyediakan banyak buku bacaan, gambar-gambar, orangtua dan guru yang aktif mengajak anak-anak mendongeng dan membacakan buku.

Literasi tidak hanya mengenai buku, hal ini muncul hasil dari penyesuaian terhadap perkembangan zaman.

Literasi yang dilakukan meliputi banyak ragam rupa yang mana terbagi menjadi enam jenis,

Baca Juga: Kesaktian Sunan Kudus 1: Diperintah Sultan Trenggono Memimpin Pasukan Demak untuk Mengalahkan Majapahit

yakni (1) literasi dini, (2) literasi dasar, (3) literasi perpustakaan, (4) literasi media, (5) literasi teknologi, (6) literasi visual.

Kelima, orangtua dan guru memberikan penghargaan kepada anak usia dini terhadap segala pencapaian baik yang anak tunjukkan.

Orangtua atau guru ataupun orang dewasa lainnya dapat memberikan penghargaan baik secara materi ataupun non materi, seperti berwujud pujian,
memberikan hadiah, ataupun menciptakan kedekatan yang semakin intens kepada anak.

Adanya penghargaan tersebut mendorong anak untuk semakin giat melakukan banyak pencapaian menyenangkan untuk dirinya dan untuk orang lain.

Reward yang diberikan orangtua dan guru akan menjadi kenangan indah yang akan anak ingat dan kenang selalu sepanjang hayatnya sebagai suatu
pengalaman yang sangat indah dan menyenangkan. *

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X