Puasa Ramadhan untuk Membuang Nafsu ke-Aku-an

photo author
- Rabu, 20 April 2022 | 03:00 WIB
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M, Si. (Dok. Pribadi)
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M, Si. (Dok. Pribadi)

Inilah bagian hikmah diperintahkannya berpuasa Ramadhan; yakni untuk membakar/membuang sifat-sifat negatif diri manusia menjadi sifat positif yang mampu menambah nilai harga diri seseorang.

Baca Juga: Divaksin Saat Puasa, Amankah ? Ini Jawabnya

Ke-aku-an manusia yang cenderung mengutamakan diri sendiri, individualistis, egois dan memandang dunia luar sebagai ancaman, setelah ditempa dengan berpuasa akan melahirkan aku yang menyejarah.

Yaitu aku yang telah menyadari diri dan membuka diri menjadi pribadi yang terbuka, mengakui kenyataan hidup yang multi dimensi dan melahirkan sifat empati, yakni:

(1) mampu memahami orang lain (understanding others), artinya mampu mengindera perasaan dan perspektif orang lain atau menunjukkan minat aktif terhadap
kepentingan orang lain,

(2) memiliki sifat yang mengembangkan orang lain (developing others), artinya dapat merasakan kebutuhan pengembangan orang lain dan berusaha
menumbuhkan kemampuannya,

(3) memiliki sikap yang berorientasi pelayanan (service orientation), artinya mampu mengantisipasi, mengenali dan berupaya memenuhi kebutuhan
orang lain,

Baca Juga: SMA Muhi Jogja Gelar Mubaligh Hijrah untuk Syiar Islam Berkemajuan

(4) mampu memanfaatkan keragaman (leveraging diversity), artinya mampu menumbuhkan peluang dengan melalui pergaulan, dan

(5) memiliki kesadaran politik (political awareness), yakni mampu membaca arus-arus emosi sebuah kelompok dan hubungannya dengan kekuasaan.

Itulah salah satu hikmah puasa, yakni dapat merubah pribadi yang lemah menjadi kuat, pribadi yang tumpul menjadi tajam, pribadi yang sombong menjadi arif dan tawadhu’, yang kesemuanya itu merupakan cerminan dari pribadi taqwa yang menjadi tujuan final (ultimate goal) dari hidup seseorang berpuasa.

"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah; 2:183).

Suasana hidup dalam bentuk apapun, termasuk puasa Ramadhan haruslah mampu memberikan dorongan bagi orang-orang yang beriman untuk melakukan perubahan
menuju kepada pribadi yang lebih baik dan lebih bertakwa. Insya Allah! *

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X