Harianmerapi.com - Valentine Day atau hari kasih sayang dirayakan pada 14 Februari. Perayaan Valentine Day didominasi orang muda, kaum remaja, meski banyak pula orang tua.
Buya Yahya membicarakan Valentine Day dan menyampaikan hukum merayakan Valentine Day.
Menurut Buya Yahya, bagi remaja dan generasi muda Islam, Nabi Muhammad adalah panutan dalam hidup, termasuk dalam kasih sayang. Ceramah Buya Yahya terkait hukum merayakan Valentine Day diunggah di Akun Youtube Dakwah Elhaq pada 13 Februari 2021.
Disampaikan Buya Yahya, valentine day bukanlah budaya dalam Islam. Valentine day adalah budaya di luar Islam.
Dapat dibaca dalam kisah-kisah bahwa Valentine day adalah untuk mengagungkan seorang santo. Yang santo tersebut tentu bukanlah beragama Islam. Merayakan Valentine day berarti turut mengagungkan syiar yang bukan agama Islam.
Semeriah apapun pesta Valentine Day, generasi muda atau umat Islam tidak boleh ikut-ikutan. "Semeriah apapun acaranya, anda tidak boleh ikut,” tegas Buya Yahya.
Buya Yahya mengatakan umat Islam telah memiliki hari kasih sayang sendiri, yakni hari sambung Kepada Nabi Muhammad.
Bahwa umat Islam memiliki hari kasih sayang sendiri yang ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW.
Baca Juga: Kekuatan Budi Pekerti Salah Satu Kunci Utama Keberhasilan Syiar Islam
“Kasih sayang yang diajarkan baginda Nabi SAW adalah kasih sayang yang sambung dengan Nabi SAW. Karena Nabi SAW adalah rahmatan lil ‘alamiin. Kasih sayang sedunia,” kata Buya Yahya.
Umat Islam punya tokoh yang bisa dicontoh dalam hal kasih sayang, yakni Nabi Muhammad. Nabi Muhammad adalah sayang sesungguhnya. "Beliau mengajari kasih sayang di dalam perang. Nabi juga mengajari kasih sayang pada binatang sekali pun. " kata dia..
Mencermati penjelasan di atas. Maka jelas sudah tentang merayakan hari valentine dalam Islam. Harapan tentu terhindar dari melakukan syiar yang bukan termasuk dalam ajaran Islam.*