JUDUL di atas bukanlah dimaksudkan untuk menakut-nakuti, melainkan agar orang waspada bahwa di sekitar kita mungkin ada Predator Seksual yang mencari mangsa.
Biasanya, dalam beberapa kasus kesusilaan, pelaku menyasar korban lawan jenis, padahal kenyataannya ada yang menyasar sesama jenis. Ya, predator jenis ini adalah penyuka sesama jenis.
Demi kehati-hatian, masyarakat harus paham modus Predator Seksual dalam menjerat para korbannya.
Baca Juga: Pelaku Pencabulan Anak Ditangkap Polres Rejang Lebong, Korban Diajak Nonton Video Porno
Seperti yang terjadi di Sleman beberapa hari lalu, seorang pengangguran, NN (30) warga Bumijo Jetis Jogja harus mendekam di sel tahanan Polres Sleman karena mencabuli seorang remaja R (17) warga Muntilan Magelang.
Modusnya sangat rapi, yaitu pelaku memposting lowongan pekerjaan di media sosial (medsos). R yang membaca lowongan tersebut langsung tertarik karena perbulan bakal mendapat gaji Rp 1,8 juta. Padahal, belum jelas pekerjaan apa yang ditawarkan.
Gayung pun bersambut, setelah mereka berkenalan melalui WA, R diminta datang ke Terminal Jombor Sleman pada Selasa lalu.
Baca Juga: Polres Temanggung Tingkatkan Patroli di Tengah Masyarakat
Dengan dalih akan segera diantar ke lokasi pekerjaan, R diminta menginap di sebuah apartemen bersama NN. Di tempat itulah tragedi terjadi. Menjelang pagi di saat masih tidur, R dipegang alat kelaminnya dan diciumi lehernya oleh NN.
R pun syok dan dengan berbagai cara ia bisa menghubungi kakaknya untuk datang ke tempat itu. Di apartemen itu ternyata juga sudah ada dua teman NN yang diduga juga penyuka sesama jenis.
NN tidak curiga ketika R berkomunikasi lewat HP. Hingga akhirnya kakak R datang ke tempat itu dan korban langsung berteriak minta tolong hingga keamanan apartemen ikut membantu meringkus pelaku. Sedang teman NN masih dimintai keterangan.
Baca Juga: Acak-acak Kamar Rumah Warga Kulon Progo, Maling Bawa Kabur Batu Akik Merah
Itulah modus yang dilancarkan predator seksual penyuka sesama jenis. Ia memanfaatkan medsos untuk menjaring korbannya. Mungkin saat itu korban tidak curiga, apalagi perekrut tenaga kerja itu sama-sama laki-laki. Tak tahunya ia adalah penyuka sesama jenis. Justru inilah yang terkadang luput dari perhatian. Dikiranya, kalau sesama laki-laki aman.
Bisa dipahami bila R saat itu tidak curiga dan mengira NN orang baik-baik, ternyata pemangsa sesama jenis.