LAGI-LAGI ini soal penipuan yang berawal dari medsos. Singkat cerita, Ny War (48) warga Tamantirto Kasihan Bantul berkenalan dengan Giman (41) warga Kapanewon Bantul. Entah bagaimana mulanya, mereka kemudian janjian kencan di sebuah hotel di kawasan Purwosari Gunungkidul.
Setelah masuk masuk kamar penginapan, Giman berpura-pura hendak beli charger HP dan meminjam motor korban berikut surat-suratnya.
Ny War sama sekali tidak curiga karena Giman berpenampilan sopan dan halus dalam bertutur kata. Tak tahunya, ia adalah penipu. Lama ditunggu tak datang, Ny War pun melapor ke polisi. Berbekal rekaman CCTV serta HP korban yang dibawa kabur, keberadaan Giman pun terlacak dan langsung ditangkap di tempat persembunyiannya di Padukuhan Bebekan Pandak Bantul.
Baca Juga: Siswa SMA Meninggal Usai Divaksin Covid-19, Masih Diinvestigasi Dinkes Jember
Peristiwa yang terjadi baru-baru ini makin melengkapi kasus penipuan yang memanfaatkan media sosial. Hanya berkenalan lewat medsos, pelaku bisa membujuk korbannya untuk ketemu darat, bahkan ngamar.
Entahlah, apakah keduanya sudah berbuat sesuatu di dalam kamar, kiranya tidak cukup relevan, karena yang dipersoalkan adalah tindakan pelaku yang membawa kabur motor korban serta surat-surat penting dan HP.
Kekuatan medsos memang tidak diragukan lagi. Fasilitas teknologi komunikasi ini bisa dimanfaatkan apa saja, baik yang bersifat positif maupun negatif.
Baca Juga: Satgas: Semua Obat Antivirus Covid-19 Harus Melalui Uji Klinis
Dalam kasus di atas, medsos dimanfaatkan Giman untuk memperdaya Ny War yang boleh jadi, belum begitu paham soal modus-modus penipuan melalui dunia maya. Sehingga, ia percaya begitu saja dengan omongan pelaku dan celakanya menuruti ketika diajak ketemu darat dan ngamar.
Terlepas dari norma kesusilaan yang dilanggar keduanya, modus penipuan yang dilancarkan Giman sebenarnya masih tergolong konvensional. Pelaku beraksi ketika korbannya lengah. Saat itu korban jelas sangat percaya kepada Giman. Dengan memanfaafkan kepercayaan inilah aksi Giman menjadi mulus, bahkan nyaris tanpa hambatan. Agaknya pelaku juga memahami kondisi psikologis korbannya.
Kalau seorang perempuan bersedia diajak ngamar oleh laki-laki, gampang disimpulkan bahwa perempuan tersebut sudah menaruh kepercayaan kepada lawan jenisnya. Namun, bagaimanapun kita menempatkan Ny War dalam posisi sebagai korban, karena ia sangat dirugikan atas tindakan Giman.
Baca Juga: Cikal Bakal TNI Datangi Markas Denpom, Bangga TNI Makin Hebat
Nasihat orang bijak, jangan gampang percaya kepada laki-laki, apalagi baru dikenalnya. Terlebih, perkenalan itu hanya lewat medsos, sangat gampang untuk dimanipulasi. (Hudono)