Sebagai contoh orangtua yang selalu memanjakan anak dengan bersikap serba boleh dengan apa yang diinginkan anak, terlepas apakah hal itu melanggar norma-norma sosial ataukah
tidak.
Berbuat apa saja diperbolehkan asalkan anak senang dan terpuaskan atas apa yang
diinginkannya.
Dalam kejadian yang seperti ini, sering terjadi perbedaan sikap antara ayah dan ibu.
Yang paling banyak memberikan kebebasan adalah ibu, sedangkan ayah kadang lebih rasional dalam menyikapi anak.
Keempat, orangtua yang menjadi anak buah anak (submissive).
Karena orangtua tidak mampu mengendalikan keinginan anak, akhirnya anak dominant dalam kehidupan keluarga.
Apa saja yang diminta harus tersedia, tanpa mengenal tidak dalam kehidupannya. Dalam kondisi yang seperti ini, orangtua telah menjadi “anak buah” dari anak-anaknya.
Orangtua telah dijadikan “budak” oleh anak-anaknya sendiri agar selalu menuruti kehendaknya.
Baca Juga: Tujuan Pendidikan Anak dalam Keluarga adalah menjadikan anak bertakwa kepada Allah SWT
Ingat, salah satu ciri dunia telah mendekati kiamat menurut Nabi Muhammad SAW adalah ketika anak sudah berani memperbudak orangtuanya.
Kelima, orangtua yang selalu menguasai anak (dominant).
Dalam masyarakat banyak juga orangtua yang merasa lebih banyak tahu apa yang terbaik untuk anak-anaknya, sehingga cenderung “menguasai” anak.
Sikap yang seperti ini biasanya tanpa disadari.
Sebagai contoh, ketika anak menginjak usia remaja ada temannya yang mengajak belajar
bersama.