Ketiga, metode nasihat. Anak-anak kita bukannya tidak suka dengan nasihat. Orangtua saja yang belum tahu cara tepat untuk memberikan nasihat.
Misalnya, saat anak melakukan kesalahan, orangtua biasanya langsung menyalahkan dan menyudutkan anak:
Baca Juga: Visi berkeluarga Muslim: Baiti Jannati
“Kamu sih kalau dikasih tahu nggak mau dengar”.
Kebiasaan ini akan menghambat komunikasi antara orangtua dengan anak. Berikanlah nasihat
saat ia sudah tenang.
Dekati pelan-pelan dan ciptakan kenyamanan terlebih dahulu. Saat kenyamanan itu
tercipta, anak pasti mau berbicara dengan orangtua.
Jika ia masih diam, artinya orangtua belum bisa memberikan kenyamanan bagi mereka.
Keempat, metode latihan dan praktik. Kebiasaan baik yang diajarkan tidak bisa membuat anak berubah dalam sekali waktu, melainakan membutuhkan waktu yang cukup lama.
Orangtua harus bersabar dan konsisten dalam mencontohkan kebaikan.
Baca Juga: Lima cara melindungi diri dari godaan syaitan, di antaranya membaca Ayat Kursi
Jadi, metode yang paling tepat untuk ini adalah terus melatih anak untuk praktik.
Praktik yang selalu dilakukannya akan membuat sesuatu tertanam lebih kuat pada diri anak.
Kelima, metode perintah dan larangan. Orangtua harus menetapkan aturan yang jelas untuk
anaknya.
Orangtua harus memberitahu anak, mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh
dilakukan.
Supaya aturan ini berhasil ditaati, orangtua harus melibatkan anak dalam membuat aturan.