Larangan apa yang memberatkannya atau perintah apa yang sulit dipatuhi.
Baca Juga: Iman kepada Allah SWT dalam berbagai dimensinya
Tanpa diskusi dengan anak, tanpa penjelasan kenapa orangtua melarangnya melakukan ini dan itu, anak hanya akan mengalami kebingungan.
Keenam, metode penghargaan dan hukuman. Saat aturan sudah ditetapkan melalui diskusi dengan anak, selanjutnya adalah waktu bagi mereka untuk berlatih mentaatinya.
Anak memang tidak bisa berubah dalam sekali waktu.
Namun, bukan berarti orangtua bisa meloloskan mereka saat melakukan kesalahan. Inilah fungsi dari metode penghargaan dan hukuman.
Dukung, kuatkan dan puji anak saat ia berhasil mentaati aturan keluarga. Berikan hukuman untuk membuat anak jera dan menyadari kesalahannya.
Ketujuh, metode mendongeng. Anak-anak paling suka dibacakan dongeng atau mendengarkan kisah.
Orangtua dapat memanfaatkan metode mendongeng untuk menanamkan prinsip kebaikan pada anak.
Bacakanlah kisah para nabi dan rasul. Kemudian ceritakan pada anak-anak bahwa kebaikan para nabi dan rasul ini harus kita terapkan di dunia.
Nabi dan rasul dari golongan manusia agar bisa ditiru oleh setiap manusia yang ingin memperbaiki diri.
Kedelapan, metode mengambil hikmah dari suatu kondisi. Setiap kesalahan yang anak lakukan, itu adalah pembelajaran nyata bagi mereka.
Tanpa adanya kesalahan, justru anak tidak akan mengenal mana hal yang benar.
Jadi, manfaatkan kesalahan sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan.