HARI-hari belakangan ini jalanan di Yogya dipadati masyarakat pengguna jalan. Bahkan di beberapa ruas jalan terlihat kemacetan, seperti di kawasan Jalan Margo Utomo maupun Jalan Jenderal Sudirman.
Wajar saja, karena saat ini masih libur sekolah. Banyak warga dari luar daerah memanfaatkan libur sekolah untuk mengunjungi destinasi wisata di DIY yang terkenal unik dan instagramable.
Pokoknya, berlibur ke Yogya sangat berkesan dan mengasyikkan, apalagi banyak tempat wisata baru. Tak sedikit yang tertarik datang ke Yogya setelah mengikuti informasi dari media sosial (medsos).
Baca Juga: Feyenoord Sudah Sepakat Biaya Transfer, Manchester United Tunggu Jawaban Tyrell Malacia
Medsos menjadi media alternatif yang kini banyak dirujuk masyarakat, meski tidak semua informasi yang disampaikan benar.
Kalau ada informasi yang kurang menyenangkan konsumen, misalnya pedagang nuthuk, langsung viral di media sosial dan Yogya menjadi sorotan.
Padahal itu hanya dilakukan oleh oknum atau segelintir orang, bukan secara umum. Namun citra negatif telanjur terbentuk, sehingga butuh proses untuk merehabilitasinya.
Dalam kaitan itulah pemerintahan di empat kabupaten dan satu kota di DIY harus siap menyambut wisatawan dengan tangan terbuka, bersahabat dan memberi pelayanan secara prima. Sebab, mereka datang ke Yogya membawa uang untuk dibelanjakan, baik untuk beli makanan, suvenir maupun untuk menginap.
Pendek kata, dengan kehadiran wisatawan, terutama dari luar daerah, perekonomian DIY bergerak dan diharapkan pendapatan masyarakat meningkat setelah dua tahun dihantam pandemi.
Berkaitan itu, sebagai tuan rumah DIY harus menjamin keamanan dan kenyamanan wisatawan. Mereka datang ke Yogya tentu butuh keduanya, jaminan keamanan dan kenyamanan.
Baca Juga: Sopir Angkot Ugal-ugalan yang Tewaskan Empat Penumpang di Medan Divonis 13 Tahun
Sekadar menyebut contoh, banyaknya pengemis dan pengamen di tempat wisata, membuat kenyamanan pengunjung terganggu.
Di Pantai Parangtritis misalnya, kehadiran pengemis sangat dikeluhkan pengunjung, hingga kemudian muncul inisiatif dari warga sekitar untuk ‘mengusir’ pengemis dari kawasan tersebut.