harianmerapi.com - Nabi Muhammad SAW pernah memberi nasihat kepada seseorang yang datang meminta nasihat kepada beliau: ”Jangan kamu marah”.
Marah adalah sesuatu yang jika sudah menguasai seseorang bisa menyeretnya kepada keadaan buruk,
bahkan dapat membuat seseorang menderita penyakit syaraf, seperti penyumbatan pembuluh darah, tekanan darah tinggi, dan sebagainya.
Baca Juga: Santri Pondok Pesantren Muntasyirul Ulum MAN 3 Sleman Ikuti Wisuda Akhirussanah
Nabi mengulangi nasihat itu sampai beberapa kali.
Agama Islam mengajarkan, apabila perasaan kita terluka atau dilukai orang lain, ada tiga cara untuk merespon secara positif;
yaitu : (1) menahan amarah, (2) memberi maaf, dan (3) membalasnya dengan kebaikan.
Hadits Nabi: “Orang yang kuat bukanlah dengan bergulat, namun orang yang kuat itu adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah.”
Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa rasa marah (ghadhab) disebabkan oleh dominasi unsur api atau panas (al-hararah),
yang mana unsur tersebut melumpuhkan peran unsur kelembaban atau basah (al-ruthubah) dalam diri manusia.
Baca Juga: Mau Dijadikan Anak Buah Kuntilank 3: Pingsan karena Ketakutan, Ternyata Kerasukan Sosok Perempuan
Hatinya sudah terpenuhi dengan darah kotor, sehingga hati menjadi buta terhadap realita serta tidak dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Marah merupakan emosi yang memiliki ciri-ciri aktivitas sistem saraf parasimpatik yang tinggi
dan adanya perasaan tidak suka yang sangat kuat yang biasanya disebabkan karena adanya kesalahan
yang mungkin nyata-nyata salah atau mungkin juga tidak.
Pada saat amarah ada perasaan ingin menyerang, meninju, menghancurkan atau melempar sesuatu dan biasanya timbul pikiran yang kejam.