HARIAN MERAPI - Bagaimanakah menggapai hayatan thayyibah? Setidaknya ada empat cara untuk menggapainya, yang mana salah satunya kehidupan yang hanya ditopang oleh rezeki yang halal
Hayatan thayyibah atai kehidupan yang baik adalah kehidupan baik yang mencakup semua hal yang disebutkan di dalam hadis nabi Muhammad SAW antara lain rezeki yang halal, sifat qanaah atau rasa cukup, taufik dari Allah SWT, nikmat syurga di akhirat kelak dan juga kebahagiaan dan ketenangan hidup.
Hayatan thayyibah bukan berarti kehidupan mewah yang luput dari ujian, tetapi adalah kehidupan yang diliputi oleh rasa lega, kerelaan serta kesabaran dalam menerima cobaan dan rasa syukur atas nikmat Allah.
Baca Juga: PNS Penyelundup Satwa Dilindungi Diganjar Hukuman Enam Bulan dan Denda Rp 5 Juta
Firman Allah SWT: “Barangsiapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”. (QS. An-Nahl; 16:97).
Ayat di atas secara jelas menegaskan bahwa Allah SWT akan memberikan hayatan
thayyibah atau kehidupan yang baik kepada semua umat manusia baik laki-laki maupun perempuan yang beramal shaleh dan beriman dengan aqifdah yang lurus.
Dalam ajaran Islam terdapat beberapa kriteria kehidupan yang disebut hayatan thayyibah, yaitu: Pertama, kehidupan yang dilandasi oleh aqidah tauhid yang kuat.
Keimanan kepada Allah SWT adalah fondasi kehidupan umat Islam. Kehidupan yang baik adalah kehidupan yang semua orientasi kehidupnya hanya dilandaskan pada nilai-nilai ketauhidan kepada Allah SWT.
Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala: “Katakanlah : Sesungguhnya shalat, ibadah, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”. (QS. Al-An’am; 6:162).
Baca Juga: Belajar dari tragedi JW Marriot , ini yang dianjurkan BNPT
Kedua, kehidupan yang selalu memberi dampak positif atau bermanfaat bagi diri sendiri dan sesama.
Sebagai makhluik sosial, manusia dituntut untuk senantiasa melakukan kerja-kerja kemanusiaan yang memberikan aura positif bagi lingkungan sosialnya.
Kerja-kerja kemanusiaan atau amal shaleh adalah amal perbuatan yang dilakukan manusia sehingga membawa dampak positif atau manfaat pada dirinya dan juga pada orang lain.
Memberikan harapan hidup yang lebih baik kepada diri sendiri maupun orang lain. Bukannya amal yang justru memberi madharat bagi orang lain.
Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda berikut ini: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia”. (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni).