HARIAN MERAPI - Ingat tragedi JW Marriot ? Peristiwa tersebut menjadi pembelajaran berharga agar kejadian serupa tidak terulang.
Perisitwa itu harus menjadi semacam kaca spion untuk bersatu menyongsong masa depan yang lebih baik.
Untuk itulah Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI mengajak semua pihak untuk menjadikan Tragedi Bom JW Marriot 2003 sebagai pembelajaran yang jangan sampai terulang lagi.
Baca Juga: Bongkar TPPU Panji Gumilang, Bareskrim hari ini lakukan pemeriksaan
Direktur Deradikalisasi BNPT RI Brigjen Pol. R. Achmad Nurwahid mengingatkan para mitra deradikalisasi, penyintas, hingga penegak hukum untuk menjadikan tragedi tersebut sebagai “kaca spion” dan bersatu dalam menyongsong masa depan.
"Ibarat sebuah mobil, peristiwa ini menjadi kaca spion untuk kita agar senantiasa melihat ini sebagai pembelajaran. Jangan sampai terulang. Penyintas, mitra deradikalisasi, dan penegak hukum termasuk BNPT bersatu menyongsong hari depan," kata Achmad dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Senin.
Ia menyampaikan pesan tersebut dalam kegiatan Peringatan 20 Tahun Tragedi Bom JW Marriot 2003 dan Bedah Buku “The Power of Forgiveness” di Shan Gallery Plaza Semanggi, Jakarta, Sabtu (5/8).
Dalam Peringatan 20 Tahun Tragedi Bom JW Marriot 2003 dan Bedah Buku “The Power of Forgiveness” ini, turut digelar acara rekonsiliasi antara penyintas dan mitra deradikalisasi.
Baca Juga: Sarapan soto di sekitar Bundaran Tamansari Salatiga, ada Soto Mbok Roes hingga Soto Luber
Mewakili mitra deradikalisasi, mantan anggota jaringan Jamaah Islamiyah (JI) yang telah selesai menjalani program deradikalisasi, Umar Patek menggunakan momentum itu untuk menyampaikan rasa syukur atas kebesaran hati penyintas memaafkan dirinya.
Dia mengingatkan masyarakat, khususnya kaum muda untuk jangan mau terpapar dan terdoktrin melakukan aksi-aksi kekerasan yang mengarah kepada terorisme.
“Siapa pun itu, terutama generasi muda, jangan lakukan aksi terorisme. Aksi terorisme bukan bagian dari ajaran Islam,” ucap dia.
Ia berterima kasih kepada semua pihak yang telah memaafkan kesalahannya ketika terlibat terorisme. Dia menyebut penerimaan maaf tersebut merupakan hal yang luar biasa.*