mimbar

Berbakti kepada kedua orang tua

Minggu, 7 September 2025 | 17:00 WIB
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si., Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta, Ketua Penasihat KAHMI Majlis Wilayah DIY, Dewan Pakar BP4 Kota Yogyakarta (Dok. Pribadi)

Ketiga, berbakti kepada orang tua lebih tinggi nilainya daripada berangkat berperang di jalan
Allah (jihad fi sabilillah). Sabda Rasulullah Muhammad SAW: “Dari Mu'awiyah ibnu Jahimah As-
Sulami, bahwa Jahimah pernah datang kepada Nabi Saw. lalu bertanya, ''Wahai Rasulullah, saya ingin berangkat berperang (di jalan Allah), dan saya datang untuk meminta nasihat darimu.'' Rasulullah Saw. balik bertanya, ''Apakah kamu masih mempunyai ibu?''

Jahimah menjawab, ''Ya.'' Rasulullah Saw. bersabda: Rawatlah ibumu, karena sesungguhnya surga itu berada di bawah telapak kakinya. Kemudian diajukan pertanyaan yang serupa dan jawaban yang serupa untuk kedua kalinya hingga ketiga kalinya di tempat-tempat yang berlainan.” (HR. Imam Nasai dan Ibnu Majah).

Keempat, Islam mengharamkan durhaka kepada orang tua. Sabda Rasulullah Muhammad
SAW: Dari Abu Isa al-Mughirah bin Syu'bah RA berkata, 'Rasulullah SAW bersabda, 'Sesungguhnya, Allah mengharamkan atas kamu, durhaka kepada ibu, menolak kewajiban, meminta yang bukan haknya, membunuh anak hidup-hidup, dan Allah membenci kamu yang banyak bicara serta banyak bertanya, begitu pula yang menghambur-hamburkan harta.'' (HR Bukhari dan Muslim).

Kelima, berbakti kepada Ibu dan Ayah merupakan amalan yang utama. Sabda Rasulullah
Muhammad SAW: “Abu `Amru Asy Syaibani berkata; telah mengabarkan kepada kami pemilik
rumah ini, sambil menunjuk kerumah Abdullah dia berkata; saya bertanya kepada Nabi shallallahu `alaihi wasallam; ''Amalan apakah yang paling dicintai Allah? Beliau bersabda: ''Shalat tepat pada waktunya.'' Dia bertanya lagi; ''Kemudian apa?'' beliau menjawab: ''Berbakti kepada kedua orang tua.'' Dia bertanya; ''Kemudian apa lagi?'' beliau menjawab: ''Berjuang di jalan Allah.'' (HR. Bukhari).

Keenam, ridha Ilahi bergantung kepada ridha orang tua. Sabda Rasulullah Muhammad SAW:
Dari Abdullah bin Amr radliallahu `anhuma dari Nabi shallallaahu `alaihi wa sallam, beliau bersabda: ''Ridha Allah terdapat pada ridha orang tua, dan murka Allah juga terdapat pada murkanya orang tua.'' (HR. Tirmidzi).

Ketujuh, larangan durhaka kepada orang tua. Rasulullah Muhammad SAW: “Dari Al
Mughirah bin Syu`bah dari Nabi shallallahu `alaihi wasallam beliau bersabda: ''Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kalian durhaka kepada kedua orang tua, tidak suka memberi namun suka meminta-minta dan mengubur anak perempuan hidup-hidup. Dan membenci atas kalian tiga perkara, yaitu; suka desas-desus, banyak bertanya dan menyia-nyiakan harta.'' (HR. Bukhari).

Kedelapan, durhaka kepada kedua orang tua merupakan salah satu dosa besar. Sabda
Rasulullah Muhammad SAW: “Dari Abdullah bin `Amru radliallahu `anhuma dia berkata; Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda: ''Sesungguhnya termasuk dari dosa besar adalah seseorang melaknat kedua orang tuanya sendiri, '' beliau ditanya; ''Kenapa hal itu bisa terjadi wahai Rasulullah?'' beliau menjawab: ''Seseorang mencela (melaknat) ayah orang lain, kemudian orang tersebut membalas mencela ayah dan ibu orang yang pertama.'' (HR. Bukhari).

Kesembilan, anjuran untuk banyak mendoakan orang tua. Hadits Muhammad SAW: ''Masih
adakah kebaktian kepada kedua orang tuaku, setelah mereka meninggal dunia?'' Rasulullah SAW
menjawab, ''Ya, masih ada empat perkara, mendoakan ibu bapak itu kepada Allah, memintakan
ampun bagi mereka, menunaikan janji mereka, dan meng-hormati teman-teman mereka serta
menghubungkan tali persaudaraan dengan orang-orang yang tidak mempunyai hubungan keluarga dengan kamu kecuali dari pihak mereka. Maka inilah kebaktian yang masih tinggal yang harus kamu tunaikan, sebagai kebaktian kepada mereka setelah mereka meninggal dunia.'' (HR Ibnu Majah).

Kesepuluh, larangan durhaka kepada Ibu. Hadits Nabi Muhammad SAW: “Dari Abu Isa al-
Mughirah bin Syu'bah RA berkata, 'Rasulullah SAW bersabda, 'Sesungguhnya, Allah mengharamkan atas kamu, durhaka kepada ibu, menolak kewajiban, meminta yang bukan haknya, membunuh anak hidup-hidup, dan Allah membenci kamu yang banyak bicara serta banyak bertanya, begitu pula yang menghambur-hamburkan harta.'' (HR Bukhari dan Muslim). *

Penulis : Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si.,
Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta,
Ketua Penasihat KAHMI Majlis Wilayah DIY,
Dewan Pakar BP4 Kota Yogyakarta

 

Halaman:

Tags

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB