MASYARAKAT diimbau hati-hati terhadap modus penipuan pelaku yang mengaku sebagai petugas pajak atau instansi pemerintah. Seperti dialami seorang guru, EW (49) di Bantul baru-baru ini, kehilangan uang hingga Rp 69 juta.
Kasus itu bermula ketika ia menerima telepon dari seorang perempuan yang mengaku sebagai petugas pajak. Orang itu kemudian menyambungkan dengan seorang laki-laki yang diklaim sebagai temannya.
Inti pembicaraannya perihal pembaruan nama sebuah koperasi. Pelaku kemudian meminta korban untuk mendownload aplikasi Coretax. Setelah itu korban diminta melakukan video call dengan mode berbagi layar.
Baca Juga: Hadiah Kemerdekaan RI, Pemkab Sukoharjo Berikan Diskon 17 Persen Pembayaran PBB 2025
Melalui video call itulah pelaku dapat mengetahui m-banking milik korban. Selanjutnya pelaku langsung menguras isi rekening korban hingga mencapai Rp 69 juta. Menyadari dirinya telah menjadi korban penipuan, EW pun melaporkan kejadian tersebut ke polisi.
Peristiwa di atas bisa dialami siapa saja. Apalagi, ketika seseorang percaya begitu saja kepada orang yang meneleponnya, seperti dialami EW. Entah mengapa, EW percaya begitu saja omongan pelaku yang mengaku sebagai petugas pajak. Bahkan, ketika dirinya diminta mendownload aplikasi Coretax dan diminta video call dengan mode berbagi layar, dituruti juga.
Penipuan dengan modus seperti itu sebenarnya sudah sering terjadi. Pelaku akan mengaku-aku sebagai aparat pemerintah atau petugas negara. Sayangnya, calon korbannya tidak kritis dan percaya begitu saja. Akhirnya, pelaku melancarkan jurus pamungkas yang mengarah pada pembobolan rekening. Bila korban masih percara dan menuruti omongan pelaku, maka uang akan habis terkuras.
Baca Juga: Majelis Taklim Ahad Pagi Tangkilan Godean Bagikan Rendangmu kepada Jemaah
Hal yang patut diperhatikan dan diingat masyarakat, jangan mudah percaya pada orang yang menelepon dan mengaku sebagai petugas, apalagi untuk urusan penting. Sebab, hampir semua kantor resmi pemerintah tidak pernah menggunakan cara-cara seperti di atas, apalagi sampai video call segala.
Dipastikan itu hanya dilakukan oleh penipu. Kalaupun kita mendengar ucapan pelaku, tak perlu menuruti kemauannya, misalnya diminta mendownload aplikasi tertentu.
Dengan memencet tombol seperti yang diminta pelaku, maka kita sudah masuk perangkapnya. Dalam berbagai kasus penipuan lewat telepon, WA maupun video call, selalu melibatkan partisipasi korban.
Baca Juga: Semarak HUT ke-80 Kemerdekaan RI dari Tingkat RT, RW hingga Pedukuhan, Upacara Pakai Kostum Pemulung
Artinya, bila korban hanya diam, tidak mengikuti petunjuk atau permintaan pelaku, maka dipastikan aman. Jangan pernah sekali-kali mendownload link atau apapun yang dikirim pelaku, karena itu jebakan yang mencelakakan kita. Jadi, berhati-hatilah. (Hudono)