HARIAN MERAPI - Kaum mukmin harus menjaga kualitas hatinya agar selalu baik, yakni terbebas dari berbagai penyakit hati.
Hati ibarat cermin yang selalu dibersihkan agar tidak kotor. Hati juga mendapat nutrisi berupa ceramah atau penguatan spirit yang didasarkan keimanan.
Dan hati yang berpenyakit apalagi hati yang mati tentu ada penyebabnya.
Baca Juga: Kunjungan Wisata Selama Lebaran di Karanganyar Meningkat, Ini Angkanya
Hati yang mati [qaswah alqalb] merupakan penyakit berbahaya yang terjadi dengan sebab-sebab tingkah laku pemiliknya. Orang mukmin harus menghindarinya, lantas penyebab matinya hati itu?
Di antara sebab-sebab keras atau matinya hati adalah:
1. Ketergantungan hati kepada dunia serta melupakan akhirat.
Orang yang terlalu mencintai dunia melebihi akhirat, maka hatinya akan tergantung terhadapnya, sehingga lambat laun keimanan menjadi lemah dan akhirnya merasa berat untuk menjalankan ibadah.
Baca Juga: Kebenaran pasti ditentang, gerakan kebenaran dijegal, dilemahkan
2. Lalai.
Lalai merupakan penyakit berbahaya, apabila telah menjalar di dalam hati dan bersarang di dalam jiwa. Karena akan berakibat anggota badan saling mendukung untuk menutup pintu hidayah, sehingga hati akhirnya menjadi keras dan terkunci.
Orang yang lalai adalah mereka yang memiliki hati yang keras membatu, tidak mau lembut dan lunak, dan tidak mempan dengan berbagai nasehat. Hati yang keras bagaikan batu atau bahkan lebih keras lagi. Sebab tak mampu melihat kebenaran dan hakikat setiap perkara.
Allah Ta’ala berfirman, ”Mereka itulah orangorang yang hati, pendengaran dan penglihatannya telah dikunci oleh Allah. Mereka itu lah orangorang yang lalai.” (QS. An-Nahl: 108)