mimbar

Sambut Hari Guru Nasional 2024: guru hebat Indonesia kuat

Sabtu, 23 November 2024 | 17:00 WIB
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si., Dosen Program Magister dan Doktor FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta, Dewan Penasehat Paguyuban Keluarga Sakinah Teladan (KST) Provinsi DIY (Dok. Pribadi)

Kelima berusahalah untuk menjawab setiap pertanyaan dengan anak dengan baik. Berusahalah untuk selalu menjawab pertanyaan anak dengan baik. Jangan mudah tersinggung ketika ada siswa yang selalu bertanya, meskipun barangkali pertanyaanya kurang berbobot. Kalau sampai
pada tahap siswa tidak mau bertanya lagi, jangan harap pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

Keenam, malu dan takut berbuat kesalahan. Yang dimaksud malu di sini adalah malu untuk
melakukan kesalahan. Sedangkan rasa takut adalah takut akan perbuatan salah yang kita lakukan.

Dengan memiliki dua sifat terpuji ini, seorang guru akan lebih mudah untuk mengendalikan serta
mempertimbangkan kembali apakah hal itu akan terus dilakukan ataukah tidak.

Ketujuh, belajar menjadi pribadi yang penyabar. Sabar merupakan sikap tabah hati baik dalam mendapatkan sesuatu yang tidak disenangi maupun kehilangan sesuatu yang disenangi. Guru
harus bisa menerima kenyataan akan kenyataan dirinya sekarang ini.

Jangan senang membanding-bandingkan dengan profesi lain yang akan menjadikan seorang guru jadi kurang maksimal dalam mengajar.

Kedelapan, bukan pribadi yang sombong. Rasulullah Muhammad SAW bersabda: “Sombong
itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan sesama manusia.” (HR. Muslim). Jika dalam hati
kita ada satu dari dua hal ini, atau kedua-duanya ada, itu pertanda kita telah masuk dalam deretan orang-orang sombong.

Guru tidak boleh menyombongkan diri di depan murid-muridnya. Jangan membanggakan diri sendiri, baik ketika sedang mengajar maupun ketika dalam situasi yang lain.

Kesembilan, jadilah pribadi yang adil. Adil adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak
memihak, berpihak kepada yang benar dan tidak sewenang-wenang. Secara terminologis, adil
mengandung makna suatu sikap yang bebas dari ketidakjujuran dan diskriminasi. Adillah di dalam
memperlakukan semua siswa-siswinya, sehingga siswa merasa nyaman dan merasa diperlakukan
secara manusiawi.*

Penulis : Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si.,
Dosen Program Magister dan Doktor FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta,
Dewan Penasehat Paguyuban Keluarga Sakinah Teladan (KST) Provinsi DIY

 

Halaman:

Tags

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB