SEORANG remaja usia 17 tahun, MRF, warga Sleman, babak belur dihajar dua pengunjung kafe di kawasan Gedongtengen Yogya baru-baru ini. Gara-garanya sepele, remaja tersebut menepuk pundak seorang perempuan dari belakang yang dikira temannya. Namun diduga sang pacar perempuan tersebut tidak terima dan melakukan penganiayaan terhadap remaja tersebut, yakni dengan cara menusuknya dengan pecahan botol.
Apakah tidak ada yang melerai saat peristiwa terjadi ? Entahlah, yang jelas si remaja itu mengalami luka di beberapa bagi tubuh, antara lain di dahi akibat dihantam dengan pecahan botol. Akibat lukanya, korban mendapat sepuluh jaihitan. Usai kejadian, korban melapor ke polisi hingga kedua pelaku, yakni FET (29), warga Sewon Bantul dan Har (20) warga Imogiri Bantul ditangkap di rumah masing-masing.
Kedua pelaku kini masih mendekam di tahanan Polsek Gedongtengen Yogya. Masih belum jelas, apakah mereka yang terlibat kejadian tersebut dalam kondisi mabuk atau tidak. Ini penting dalam pengusutan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kesadaran saat melakukan perbuatan. Mungkin muncul pertanyaan, untuk apa MRF datang ke kafe, bukankah ia belum cukup umur untuk mendatangi tempat hiburan.
Baca Juga: Terpidana kasus 'kopi sianida' Jessica Kumala Wongso keluar dari penjara
Polisi masih perlu mengembangkan kasus tersebut, terutama mengungkap motif dari perbuatan tersebut. Benarkah MRF tidak mengetahui bahwa perempuan yang ditepuknya bukan temannya atau hanya sekadar alibi ?
Selain itu, reaksi pelaku juga sangat berlebihan. Padaha, korban sudah meminta maaf kepada perempuan tersebut. Namun nampaknya, emosi lebih mendominasi sehingga terjadi penganiayaan.
Pertanyaan lainnya, apakah di tempat tersebut tak cukup pengamanan ? Misalnya, ketika pelaku memecah botol, apakah tidak ada petugas yang mengetahui sehigga terjadi penganiayaan ? Masih banyak hal yang perlu dikembangkan guna mengungkap kejadian yang sebenarnya. Sekalipun demikian, banyak pelajaran bisa dipetik dari peristiwa tersebut.
Baca Juga: Hasto tuduh Jokowi gunakan penegak hukum untuk intimidasi, begini jawaban Istana
Tidak sepantasnya anak-anak, remaja atau pelajar, bermain di kafe atau tempat hiburan. Suasanya di kafe, umumnya tidak kondusif untuk remaja. Sehingga dikhawatirkan terjadi hal-hal yang tak diperhitungkan, seperti pada kasus di atas. Kasus di atas kiranya tak bisa diselesaikan secara musyawarah, melainkan harus diusut tuntas hingga vonis pengadilan. Ini sekaligus untuk memberi pelajaran kepada pelaku kekerasan agar tidak ringan tangan melukai orang lain. (Hudono)