Tata cara puasa Dzulhijjah tidak berbeda dengan puasa sunah yang lain. Puasa ini dimulai dari subuh sampai maghrib. Pada puasa ini harus menyampaikan niat yang didapat dilafalkan di lisan atau cukup di dalam hati.
Pada puasa ini juga menahan diri dari makan dan minum, menahan diri dari hubungan intim (jimak), serta menahan diri dari muntah dengan sengaja.
Sebagai catatan niat untuk puasa sunnah bisa dilakukan pada malam hari sebelum tidur, sebelum subuh atau bahkan bisa setelah subuh dengan syarat belum makan dan minum, atau mengerjakan hal-hal yang bisa membatalkan puasa.
Bulan Dzulhijjah sendiri merupakan bulan ke-12 dalam kalender hijriah. Terdapat sejumlah keutamaan dari bulan ini. Bahkan Dzulhijjah termasuk dalam tiga bulan suci atau al-asyhur al-hurum bersama bulan Dzulqa'dah, Muharram, dan Rajab.
Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
"Sesungguhnya zaman berputar sebagaimana ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun ada 12 bulan. Di antaranya ada 4 bulan haram (suci), 3 bulan berurutan: Dzulqa'dah, Dzulhijjah, dan Muharram, kemudian bulan Rajab Suku Mudhar, antara Jumadil Tsani dan Sya'ban." (HR Al Bukhari dan Muslim). *