Dua Nyawa Melayang dalam Sepekan Menjadikan Nama Sukolilo Pati Viral, Ini Kasusnya dan Jejak Cerita Nama Sukolilo

photo author
- Minggu, 9 Juni 2024 | 18:50 WIB
Muncul foto meme doa untuk wilayah Kecamatan Sukolilo Pati.  (Tangkapan layar medsos)
Muncul foto meme doa untuk wilayah Kecamatan Sukolilo Pati. (Tangkapan layar medsos)

HARIAN MERAPI - Nama Sukolilo Pati hari-hari ini menjadi buah bibir masyarakat. Netizen menggunjingkan dua kasus besar, yang terjadi dalam pekan kemarin.

Pertama pembakaran mobil rental di Sumbersoko, Sukolilo Pati yang hingga menyebabkan kematian pemiliknya dari Jakarta, Kamis (6/6/2024).

Kemudian perkelahian antar kelompok ABG, yang sampai merenggut nyawa seorang remaja Desa Wegil, Sukolilo pada Sabtu (8/9/2024) dinihari.

Baca Juga: Waspada Kasus Pornografi, Jangan Mudah Percaya Kenalan di Medsos dan Iming-iming Upah Besar

Dua kejadian berdarah itulah, yang kemudian memantik pendapat atau sebutan "Sukolilo Keras". Selain itu, sebelumnya kerap terjadi aneka kasus yang melibatkan remaja.

Kita mencoba sedikit membeber karakteristik wilayah yang berada di paling selatan Kabupaten Pati yang berbatasan dengan Kabupaten Kudus dan Kabupaten Grobogan.

"Orang Sukolilo itu punya watak dan jati diri, rela dan ikhlas," ungkap tokoh masyarakat Sukolilo, Mbah Arifin, Minggu (9/6/2024).

Menurutnya, banyak pengusaha besar dan pejabat penting asal Sukolilo yang bertugas di sejumlah kota. "Dedikasinya sangat tinggi. Jadi, tidak semua orang Sukolilo itu nakal," tegasnya.

Baca Juga: Eross Candra SO7 Lelang Gitar Fender Telecaster No 28 untuk Bantu Palestina

Berdasar data dari beberapa sumber, luas wilayah Kecamatan Sukolilo 15 874 km², berada di sepanjang pegunungan Kendeng. Jumlah desa sebanyak 17, serta dihuni sekitar 80 ribu jiwa.

Kecamatan Sukolilo merupakan pemekaran dari Kecamatan Kayen yang terbentuk pada tahun 1984/1985. Hal ini didasarkan dari pengusulan SK Kepala Daerah Swatantra Tingkat II Pati nomor 229/SK/VI/1968 tanggal 14 Mei 1968, SK Kepala Daerah Swatantra Tingkat I Jawa Tengah nomor 231 1968 tanggal 15 Mei 1968, dan SK Menteri Dalam Negeri nomor PEM.56.44/I/27 tanggal 15 Mei 1968.

Saat masih berstatus perwakilan kecamatan, desa-desa mengalami pemekaran. Dari semula 4 desa kemudian pada tahun 1985, berubah status Sukolilo menjadi kecamatan definitif (dengan 17 desa), yang didasarkan PP RI nomor 17 tertanggal 9 April 1985.

Baca Juga: Insiden Kebakaran KM Umsini di Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar, Pelni Sebut Tak Ada Korban Jiwa

Sedang dari cerita legenda, nama Sukolilo berasal dari dua kosakata Suko (senang) dan Lilo (ikhlas). Ini bermakna, masyarakat Sukolilo memiliki budi pekerti senang, ikhlas, dan saling menolong.

Soal sejarah nama Sukolilo sendiri belum diketahui secara pasti. Tetapi desa Sukolilo sering dihubungkan dengan legenda Ki Ageng Giring dan Ki Ageng Pemanahan.

Dikisahkan, Talang Tumenggung merupakan saksi ucapan Ki Ageng Giring dan Ki Ageng Pemanahan, hingga terjadinya nama Sukolilo.

Selanjutnya, ada cerita mengenai tradisi tahunan, Meron di Sukolilo. Yang dipercaya merupakan tiruan adat Sekatenan (sejak abad XVI) dalam menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW di Yogyakarta.

Baca Juga: Penjelasan Lengkap Muhammadiyah Terkait Pengalihan Dana dari BSI

Syahdan, para prajurit Mataram yang saat itu bertugas di wilayah Sukolilo, ingat setiap tanggal 12 Maulud di Mataram menyelenggarakan upacara Sekaten menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW.

Mereka izin tidak pulang, dan menyampaikan permohonan untuk menyelenggarakan upacara Sekatenan di Sukolilo. Tradisi tersebut, ternyata hingga sekarang berlangsung setiap tahunnya di Sukolilo.

Sementara itu, tokoh pemuda Pati selatan, seperti Dedy Lece, Aris Sugiyono dan Sentut memandang, membenarkan jika kejadian berdarah di Sukolilo dalam sepekan ini menjadi bahan pergunjingan di medsos maupun pemberitaan, bahkan menjadi tranding topik di setiap media elektronik maupun cetak.

Baca Juga: Kenangan menarik saat wisuda di UMY, wisudawan ajak suaminya bernyanyi dan ada wisudawan asal Sudan lulus S3

"Banyak yang beranggapan disebabkan oleh rendahnya SDM masyarakat setempat. Tidak sedikit pula yang mengatakan jika gaya orang kecamatan Sukolilo, yang memang mempunyai jiwa solidaritas tinggi," tutur mereka senada.

"Apabila generasi muda diberikan edukasi pengelolaan sumberdaya alam atau yg lain, maka mereka akan termotivasi dan lebih mengutamakan kesibukan kerja daripada tawuran," lanjutnya. *

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Husein Effendi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

KPK OTT Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:00 WIB
X