Haniyah sendiri adalah satu dari 14 tokoh besar yang menggawangi konggres perempuan 1 (22-25 Desember 1928). Ia mewakili ‘Aisyiyah pada konggres yang dihadiri 1.000 orang.
Adapun jumlah organisasi yang hadir saat konggre tersebut ada 30, terutama asal Jawa dan Sumatera. Saat itu, Haniyah membawakan orasi tentang persatuan manusia.
Sementara itu Erik Taufan yang juga asisten pribadi Buya Syafii turut menceritakan kedekatannya dengan almarhum. Ia mengungkapkan bahwa ia telah mendampingi Buya Syafii selama 10 tahun (2012-2022).
Baca Juga: Wajah Indonesia Ditentukan Generasi Milenial
Bahkan, ia masih bersama Buya satu jam sebelum meninggalnya. Buya dianggap sebagai sosok yang dekat dengan anak muda, dikenal dengan pemikiran dan pandangan kontroversial yang sering kali melampaui pemahaman umum.
“Meskipun pemikirannya kontroversial, Buya adalah sosok yang menjaga ibadahnya dengan baik, mengutamakan sholat dan sering ditemui di masjid,” urai Erik.
Dalam pergaulannya, Erik mengungkapkan, Buya Syafii mampu bersahabat dengan siapa pun. Buya juga memiliki wawasan yang luas karena kegemarannya membaca dan menulis.
Baca Juga: Ketua KPK Nawawi: Jangan Cuma Teriak Jujur Itu Hebat, Tapi Kita Tak Jujur
"Buya pernah berpesan pula, curi sebagian waktu tidurmu untuk membaca. Ini membekas sekali bagi saya. Bahkan kegemaran menulis sudah menjadi tradisi Buya Syafii sejak masa remajanya,” terang Erik.*