SLEMAN, harianmerapi.com - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengagumi keteladanan dari sosok almarhum Prof Dr Syafii Maarif yang wafat 27 Mei 2022 di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping.
Khofifah menyebut, Buya Syafii, panggilan akrab Syafii Maarif, merupakan salah satu tokoh nasional sebagai bapak bangsa. Almarhum mempunyai karakter-karakter yang menonjol yakni tidak membeda-bedakan orang, sehingga dapat merangkul semua golongan.
“Bangsa Indonesia kehilangan tokoh nasional seperti Buya Syafii Maarif, bukan hanya warga Muhammadiyah,” kata Khofifah usai takziah di kediaman Buya Syafii, jalan Halmahera, Perumahan Nogotirto Elok II, Kalurahan Nogotirto, Gamping, Sabtu (28/5/2022).
Baca Juga: Ziarah ke Makam Buya Syafii Maarif, Yenny Wahid : NU Juga Kehilangan
Khofifah menilai, Buya Syafii Maarif merupakan sosok intelektual dan ulama kharismatik, penuh kesantunan serta bersahaja dengan kedalaman keilmuan luar biasa. Saat ini belum tentu mudah mencari figur sekelas Buya Syafii yang selalu mengajak seluruh bangsa Indonesia menjaga persatuan dalam kebhinekaan.
Buya Syafii Maarif, lanjutnya, merupakan tokoh yang memiliki basis legitimasi. Tarikan politik dari berbagai pihak tentu tak dapat dihindari. Namun, Buya Syafii memiliki kemampuan luar biasa untuk menjaga jarak yang sama dengan kekuatan-kekuatan politik.
Khofifah menganalogikan, sosok Buya Syafii di tengah tarikan politik luar biasa adalah seperti ikan di laut. Air laut asin, tetapi ikan yang hidup tetap tawar tidak ikut asin.
Baca Juga: 5 Cara Sederhana Sampaikan Kasih Sayang kepada Orang Tua, Momentum Hari Lansia Nasional
Ditegaskan, Buya Syafii juga sangat cocok disebut sebagai bapak bangsa karena keinginan yang teguh menjaga perdamaian dan persatuan. Sebagai tokoh utama di Muhammadiyah, almarhum selalu ingin Muhammadiyah dalam suasana sejuk dan bersatu.
Sebagai salah satu bapak bangsa, Buya Syafii Maarif selalu memperjuangkan persatuan dan kedamaian. Terkhusus bagi kondisi negara Indonesia sekarang ini yang memang sangat diperlukan.
Buya Syafii yang merupakan tokoh utama di Muhammadiyah juga menginginkan internal Muhammadiyah tetap sejuk dan bersatu. Lebih dari itu, Buya Syafii ingin seluruh umat Islam juga merasakan hal yang serupa.
Baca Juga: Ridwan Kamil Minta Maaf Belum Bisa Menyampaikan Kabar Terkini Terkait Musibah yang Menimpa Eril
“Beliau selalu ingin negerinya dalam suasana yang damai, sejuk dan penuh persatuan. Meninggalnya beliau, kita merasa sangat kehilangan. Sangat banyak referensi pemikiran beliau yang dibutuhkan untuk mengawal bangsa dan negara Indonesia," terangnya.
Oleh sebab itu, Khofifah menegaskan sekarang adalah tugas seluruh bangsa Indonesia untuk meneruskan perjuangan yang sudah didahului dan dijalankan Buya Syafii. Sehingga tetap bisa menciptakan suasana yang sejuk dan damai di Indonesia pada masa mendatang.