syiar

Narasumber beberkan pandangan Buya Syafii, mulai kemanusian, perempuan hingga mencuri sebagian waktu tidur

Jumat, 1 Desember 2023 | 10:00 WIB
Suasana pelaksanaan Sarasehan “Mengenang 1 Tahun Buya Syafii Maarif: Kemanusiaan, Keindonesiaan, dan Keislaman.” (Foto: Dok.UMY)


HARIAN MERAPI – Sarasehan “Mengenang 1 Tahun Buya Syafii Ma’arif: Kemanusiaan, Keindonesiaan, dan Keislaman” digelar di Gedung Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), baru-baru ini.

Tiga narasumber yang dihadirkan dalam sarasehan tersebut, antara lain banyak membeberkan pandangan-pandangan Buya Syafii yang dikenal sebagai seorang guru bangsa dengan kepribadian humanis serta dikenal sebagai sejarawan kritis.

Ada pula narasumber yang menyampaikan pesan-pesan dari Buya Syafii sebelum berpulang ke Rahmatullah pada Jumat, 27 Mei 2022 silam. Adapun tiga narasumber sarasehan tersebut, pertama, H Hamim Ilyas MAg (Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah).

Baca Juga: Kasus Aiman Witjaksono yang singgung netralitas Polri, begini saran IPW kepada Polda Metro Jaya

Kedua, Dr Adib Sofia SS MHum (Dosen Sosiologi Agama UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta) dan ketiga, Erik Taufan Somae SHI MHI (Dosen Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta).

Menurut Dr Hamim, dalam berbagai kesempatan Buya Syafii biasa memaparkan seputar pandangan ataupun pemikirannya seperti tentang Kemanusiaan, Keindonesiaan, dan Keislaman.

Ketiganya bisa berjalan beriring dan saling melengkapi. Dan, dalam menjalankan ketiganya merujuk kepada Al-Quran dan Hadits. Artinya pula, dalam menghadapi permasalahan Keindonesiaan, Keislaman dan Kemanusiaan, Buya selalu mengatasinya dengan dakwah.

“Intinya kalau ada masalah Keindonesiaan, maka dihadapinya dengan dakwah. Kita sekarang melanjutkan dakwah Buya, membangun bangsa Indonesia supaya menjadi pribadi yang mutmainnah,” papar Hamim.

Baca Juga: Puas Streaming dan Bikin Konten Pakai Paket Terbaru Smartfren 100 GB Seharga Rp 100 Ribu

Sedangkan Dr Adib Sofia menyampaikan pandangan Buya Syafii tentang perempuan. Menurutnya, meskipun tak terlalu banyak menulis tentang perempuan, Buya mendukung kesetaraan gender, namun tak secara bebas.

Selain itu Buya Syafii juga pernah berpesan, lanjutnya, untuk menjadikan Siti Haniyah sebagai panutan. Generasi kita tidak boleh amnesia terhadap sosok perempuan intelektual ‘Aisyiyah tersebut.

“Saya ingat, Buya berkata kepada saya, jadikan Haniyah sebagai sosok yang perlu dijadikan rujukan, karena wawasannya luas, bahasa tulisnya bagus, kepemimpinannya luar biasa,” beber Dr Adib.

Baca Juga: Bos LPS Beberkan Peran Penting Gen Z dalam Mendorong Pertumbuhan dan Stabilitas Ekonomi

Haniyah, sebutnya, adalah karakter perempuan pemimpin (dengan qolam dan kalam). Bahkan Haniyah, selain sosok yang pandai menulis juga merupakan singa podium.

Halaman:

Tags

Terkini

Refleksi NgaSSo: dari Anak Sapi Emas ke Dewa Uang

Minggu, 19 Oktober 2025 | 06:52 WIB

Adam Turun ke Bumi, Hukuman atau Rahmat?

Sabtu, 27 September 2025 | 19:35 WIB

Kenapa Sulit Khusyuk dalam Shalat?

Sabtu, 13 September 2025 | 19:05 WIB

Bulan Muharam bulan istimewa bagi umat islam

Rabu, 25 Juni 2025 | 06:56 WIB