Sembilan ciri insting bawaan manusia, diantaranya keimanan adanya Sang Pencipta

photo author
- Selasa, 22 Agustus 2023 | 17:00 WIB
 Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (Dok. Pribadi)
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (Dok. Pribadi)

HARIAN MERAPI - Ada sembilan ciri insting bawaan manusia, yang mana diantaranya adalah keimanan adanya Sang Pencipta.

Menurut teori insting, perilaku manusia didorong oleh adanya insting yaitu perwujudan psikologis dari suatu sumber rangsangan somatik dari dalam yang dibawa sejak lahir.

Manusia adalah komunitas tunggal, anak cucu Adam. Jika semua manusia yang hidup sekarang ini adalah anak cucu dari dua orangtua yang sama, Adam dan Hawa, maka manusia niscaya mewarisi banyak sifat dari orangtua pertama itu melalui gena-gena—sebagai sarana yang menurunkan ciri-ciri warisan dari
generasi ke generasi berikutnya.

Baca Juga: Kumpulan cerita lucu dan kisah nyata zaman sekarang masih dan barter dan lupa tidak membawa sepeda motor

Insting merupakan perilaku yang innate, perilaku bawaan, dan insting akan mengalami perubahan karena pengalaman. Teori ini dikemukakan oleh McDougall sebagai pelopor dari psikologi sosial.

Menurut dia perilaku itu disebabkan karena insting, dan dia mengajukan suatu daftar insting.

Sembilan ciri yang tampak dimiliki oleh Adam dan umat manusia menurut Prof. Dr. H. Muhammad Chirzin M.A, sebagai berikut:

Pertama, keimanan akan adanya Allah Sang Maha Pencipta.

Keberadaan Adam dan Hawa di surga yang kemudian melakukan pelanggaran atas larangan Allah, dan tobat mereka yang diterima Allah hingga diturunkannya mereka ke bumi membuktikan bahwa Adam dan Hawa beriman kepada Allah.

Keimanan kepada Allah merupakan ciri-ciri manusia yang diwariskan kepada manusia melalui gena-gena berbarengan dengan ciri-ciri lainnya.

Baca Juga: Audensi dengan BPOM RI, ASPADIN Sampaikan Keresahan Pelaku Usaha AMDK

Kedua, pengetahuan. Adam diberi anugerah pengetahuan oleh Allah sehingga praktis semua manusia memiliki potensi untuk mencari, menuntut, dan mengembangkan pengetahuan serta mengajarkannya kepada orang lain.

Pada sejumlah orang, potensi itu bersifat aktif, sedangkan pada orang lain tertekan dan tidak berkembang dengan maksimal.

Ketiga, ketergesa-gesaan dan keingintahuan. Adam dan Hawa melakukan eksperimen pertama dengan mendekati pohon terlarang dan memakan buahnya.

Barangkali ide itu muncul dari keingintahuan mereka apakah janji setan benar, bahwa jika mereka makan buah pohon terlarang itu akan menjadi malaikat dan kekal di dalam surga.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X