HARIAN MERAPI - Ada delapan jenis lelah yang disukai Allah SWT, diantaranya adalah lelah karena untuk mencari nafkah keluarga.
Kelelahan adalah suatu kondisi yang memiliki tanda berkurangnya kapasitas yang dimiliki seseorang untuk bekerja dan mengurangi efisiensi prestasi, dan biasanya hal ini disertai dengan perasaan letih dan lemah.
Kelelahan dapat akut dan datang tiba-tiba atau kronis dan bertahan.
Baca Juga: Purbaya Ajak Pramuka Menabung di Bank, Jangan Ada Lagi Uang Celengan Dimakan Rayap
Penyebab munculnya rasa lelah sangatlah beragam, seperti aktivitas berlebihan, kurangnya waktu istirahat, stres, pola makan kurang baik, dan gaya hidup tidak sehat.
Kelelahan cenderung tidak disenangi oleh orang yang mengalaminya. Tetapi ada kelelahan yang baik bagi seseorang dan sangat dicintai oleh Allah SWT; yaitu:
Pertama, lelahnya orang yang mencari nafkah untuk keluarganya. Firman Allah SWT:
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS. Al-Jumu’ah; 62:10).
Kedua, lelahnya orang yang berjihad di jalan Allah. Firman Allah SWT:
“Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri mau-pun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah; sehingga mereka membunuh atau terbunuh, (sebagai) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur'an.” (QS. At-Taubah; 9:111).
Baca Juga: Tok! Langgar aturan lalu lintas, seorang anak jalani hukuman. Jangan terkejut yang dijatuhkan pengadilan
Ketiga, lelahnya orang yang berdakwah dan menyeru kepada kebaikan. Firmasn Allah SWT:
“ (Siapakah yang lebih baik perkataannya) maksudnya, tiada seorang pun yang lebih baik perkataannya (daripada seorang yang menyeru kepada Allah) yakni mentauhidkan-Nya (mengerjakan amal yang saleh dan berkata, "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?"). (QS. Al-Fussilat; 41:33).
Keempat, lelahnya orang yang belajar dan menuntut ilmu. Firman Allah SWT:
“Tidak wajar bagi seorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al-Kitab, hikmah, dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia, "Hendaklah kalian menjadi penyembah-penyembahku, bukan penyembah Allah." Akan tetapi (dia berkata), "Hendaklah kalian menjadi orang-orang rabbani, karena kalian selalu mengajarkan Al-Kitab dan disebabkan kalian tetap mempelajarinya, dan (tidak wajar pula baginya) menyuruh kalian menjadikan malaikat dan para nabi sebagai tuhan. Apakah (patut) dia menyuruh kalian berbuat kekafiran di waktu kalian sudah (menganut agama) Islam.” (QS. Ali Imran; 3:79).
Kelima, lelahnya orang yang mengurus keluarga. Firman Allah SWT: