Cara mensyukuri Kemerdekaan bagi seorang muslim

photo author
- Rabu, 9 Agustus 2023 | 17:00 WIB
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. ( Dokumen Pribadi)
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. ( Dokumen Pribadi)

HARIAN MERAPI - Bagaimana cara mensyukuri Kemerdekaan bagi seorang muslim? Kemerdekaan yang telah kita raih 78 lalu merupakan sesuatu yang harus disyukuri. Syukur secara bahasa adalah berterima kasih.

Menurut istilah syukur adalah memberikan pujian kepada yang memberi kenikmatan dengan sesuatu yang telah diberikan kepada kita berupa perbuatan ma'ruf, dalam pengertian tunduk dan berserah diri kepada-Nya.

Syukur adalah wasiat pertama yang disampaikan Allah SWT kepada manusia.

Baca Juga: Sinergi Sejumlah Pihak Gelar Pelatihan Pengelolaan Usaha Peternakan Sapi Komersial Skala Kecil di Makassar

Setelah manusia mampu berpikir, Allah memerintahkannya untuk bersyukur kepada-Nya dan kepada kedua orang tuanya. (31:14, 2:172, 17:3, 27:19).

Allah memberikan pujian kepada hamba-Nya yang tidak pernah lalai dalam mensyukuri nikmat-Nya. [6:53, 3:145]. Sabda Nabi Muhammad SAW:

"Hendaklah tiap orang dari kalian berhati yang bersyukur dan lisan yang selalu mengingat," (H.R. Turmudzi dan Ibnu Majah).

Sesungguhnya Allah ridha kepada seorang hamba yang setiap makan dan minumnya memuji Allah (atas karunia yang diberikan Allah kepadanya).

Tokoh muslim Imam Al-Ghazali menjelaskan bahwa cara bersyukur (termasuk mensyukuri kemerdekaan bangsa), dapat dilakukan dengan empat cara, yakni:

bersyukur dengan hati, bersyukur dengan lesan, bersyukur dengan perbuatan, dan bersyukur dengan menjaga nikmat yang telah Allah berikan kepada kita.

Baca Juga: Gerakan Pembagian Bendera Merah Putih, Kuatkan Patriotisme dan Kedamaian Pemilu 2024

Pertama, bersyukur dengan hati. Bersyukur dengan hati dilakukan dengan cara menyadari sepenuhnya bahwa nikmat kemedekaan yang kita dapatkan, semata-mata hanya karena anugerah dan kemurahan Allah SWT, bukan karena hal-hal yang lain.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam ayat berikut ini : “Dan segala nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan”. (QS. An-Nahl; 16:53).

Syukur ini akan melahirkan kesadaran betapa besarnya kemurahan dan kasih sayang Allah sehingga terucap kalimat tsana’ (pujian) kepada-Nya. Orang yang senantiasa bersyukur tidak mungkin terkena penyakit hati berupa putus asa darirahmat Allah.

Dia selalu yakin bahwa yang didapatkannya saat ini adalah sesuatu yang terbaik bagi dirinya, juga bagi bangsanya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X