HARIAN MERAPI - Bagaimana cara mensyukuri Kemerdekaan bagi seorang muslim? Kemerdekaan yang telah kita raih 78 lalu merupakan sesuatu yang harus disyukuri. Syukur secara bahasa adalah berterima kasih.
Menurut istilah syukur adalah memberikan pujian kepada yang memberi kenikmatan dengan sesuatu yang telah diberikan kepada kita berupa perbuatan ma'ruf, dalam pengertian tunduk dan berserah diri kepada-Nya.
Syukur adalah wasiat pertama yang disampaikan Allah SWT kepada manusia.
Setelah manusia mampu berpikir, Allah memerintahkannya untuk bersyukur kepada-Nya dan kepada kedua orang tuanya. (31:14, 2:172, 17:3, 27:19).
Allah memberikan pujian kepada hamba-Nya yang tidak pernah lalai dalam mensyukuri nikmat-Nya. [6:53, 3:145]. Sabda Nabi Muhammad SAW:
"Hendaklah tiap orang dari kalian berhati yang bersyukur dan lisan yang selalu mengingat," (H.R. Turmudzi dan Ibnu Majah).
Sesungguhnya Allah ridha kepada seorang hamba yang setiap makan dan minumnya memuji Allah (atas karunia yang diberikan Allah kepadanya).
Tokoh muslim Imam Al-Ghazali menjelaskan bahwa cara bersyukur (termasuk mensyukuri kemerdekaan bangsa), dapat dilakukan dengan empat cara, yakni:
bersyukur dengan hati, bersyukur dengan lesan, bersyukur dengan perbuatan, dan bersyukur dengan menjaga nikmat yang telah Allah berikan kepada kita.
Baca Juga: Gerakan Pembagian Bendera Merah Putih, Kuatkan Patriotisme dan Kedamaian Pemilu 2024
Pertama, bersyukur dengan hati. Bersyukur dengan hati dilakukan dengan cara menyadari sepenuhnya bahwa nikmat kemedekaan yang kita dapatkan, semata-mata hanya karena anugerah dan kemurahan Allah SWT, bukan karena hal-hal yang lain.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam ayat berikut ini : “Dan segala nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan”. (QS. An-Nahl; 16:53).
Syukur ini akan melahirkan kesadaran betapa besarnya kemurahan dan kasih sayang Allah sehingga terucap kalimat tsana’ (pujian) kepada-Nya. Orang yang senantiasa bersyukur tidak mungkin terkena penyakit hati berupa putus asa darirahmat Allah.
Dia selalu yakin bahwa yang didapatkannya saat ini adalah sesuatu yang terbaik bagi dirinya, juga bagi bangsanya.