Makin lama makin maju dalam segala hal, karena dapat memperbedakan antara yang haq dan yang batil, yang baik dan yang buruk, yang berguna dan yang berbahaya, yang membahagiakan dan yang mencelakakan atau merusak.
Dengan berpuasa 1444 H sebulan penuh beberapa saat lalu berarti telah dilatih untuk mengendalikan dan mengalahkan nafsu-nafsu syaithoniah yang ada pada diri kita, salah satu tujuannya adalah agar kita selalu berada dalam kesucian jiwa-raga,
Baca Juga: Meneladani Spirit Nahdlatut Tujjar untuk Kemandirian Ekonomi Indonesia
senantiasa menumbuhsuburkan “fitrah” manusia sebagai makhluk yang beradab, yang dapat memberikan pencerahan dalam kehidupan sosial yang penuh rona dan dinamika ini.
Allahu Akbar Allahu Akbar.
Laa ilaha illallahu allaahu akbar. Allahu Akbar wa lillahil hamd.
Ketika umat Islam merayakan Idul Adha, maka akan terbayang dalam benak kita bagaimana Allah SWT memberikan contoh-contoh keluarga ideal yang akan senantiasa menginspirasi umat Islam pada khususnya dan ummat manusia seluruhnya di sepanjang zaman.
Salah satunya adalah contoh bagaimana keluarga Habibullah Nabi Ibrahim AS yang berusaha
mempertahankan aqidah Islamiah berhadapan dengan berbagai bujukan dan rayuan iblis laknatullah.
Keluarga Ibrahim AS telah lulus dalam usaha itu dan kita dituntut untuk meneladani bagaimana Nabiyullah Ibrahim mendidik keluarganya dalam hal pendidikan karakter generasi mendatang.
Keluarga sakinah mawaddah wa rahmah merupakan dambaan setiap orang demi mendapatkan kebahagiaan dunia akhirat. Keluarga sakinah (tenang) sedikitnya dengan tiga indikator; anggota keluarga betah tinggal di rumah, saling pengertian, dan cepat mencari solusi ketika muncul suatu permasalahan.
Mawaddah (penuh cinta) juga dengan tiga indikator; masing-masing siap mengalah, kerelaan berkorban, dan masing-masing berusaha merahasiakan kelemahan pasangannya.
Rahmah (penuh sayang) sedikitnya juga ada tiga indikator; penuh perhatian, selalu ada
perasaan was was atas kondisi pasangan, dan masing-masing berusaha melupakan kejelekan anggota keluarga yang lain serta berusaha mengingat berbagai kebaikan yang telah dilakukan.
Nabi Ibrahim AS sebagaimana orangtua yang lain, pastilah mencintai istri dan anak-anaknya dan menginginkan agar kelak menjadi orang yang bahagia dalam hidupnya serta senantiasa menemukan pilihan-pilihan hidup yang terbaik.
Ibrahimlah yang berjuang dan bekerja keras membangun negeri yang tandus dari lembah yang tiada tumbuhan, menjadi negeri yang subur, aman, makmur dan sejahtera.
Ada beberapa keteladanan yang dapat diambil dari pendidikan Nabiyullah Ibrahim AS dalam kaitannya dengan pembentukan karakter anak, yaitu:
Pertama, Ibrahim melatih dan mendidik anaknya untuk memberikan pandangan dan pendapatnya tentang suatu masalah yang dihadapi bersama dalam keluarga.