Pentingnya menjaga kehormatan diri seorang muslim dalam pergaulan dan berinterksi dengan orang lain

photo author
- Senin, 15 Mei 2023 | 05:20 WIB
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si: Pentingnya menjaga kehormatan diri seorang muslim dalam pergaulan dan berinterksi dengan orang lain (Dokumen Pribadi)
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si: Pentingnya menjaga kehormatan diri seorang muslim dalam pergaulan dan berinterksi dengan orang lain (Dokumen Pribadi)

Kegilaan dalam arti majazi adalah orang yang membenci atau mencintai sesuatu di luar batas kewajaran, tidak lagi dalam pertimbangan akal sehat, dan cendrung membabi buta.

Kecintaannya kepada harta benda misalnya, telah menjadikan seseorang tidak menggunakan lagi rambu-rambu agama di dalam mencari nafkah.

Baca Juga: BSI Kembali Beroperasi Normal, OJK Minta Masyarakat Tetap Tenang

Menghalalkan segala macam cara, yang penting bisa memperoleh harta yang sebanyak-banyaknya.

Harga diri seseorang juga akan jatuh apabila seseorang menjadi pemalas, panakut atau kikir.

Malas berusaha dan bekerja akan melemahkan kreativitas dan menyulitkan hidup. Kehidupannya jadi bergantung kepada orang lain. Akibatnya bukan memberi tetapi meminta.

Malas beribadah juga merupakan perbuatan yang dibenci oleh Allah SWT. Oleh karena itu sebagai muslim harus kuat kemauan, rajin belajar, bekerja dan beribadah.

Kefakiran memang sesuatu yang tidak dapat ditolak, tetapi harus ditanggulangi.

Manusia tidak diperintah oleh Tuhan-nya untuk menjadi kaya tetapi dituntut mencari karunia-Nya secara maksimal.

Baca Juga: Keripik Daun Pegagan, Cemilan Unik yang Kaya Khasiat Kesehatan, Rasanya Gurih Renyah, Bikinnya Harus Sabar

Kefakiran yang tidak diterima dengan lapang dada akan berakibat kepada keadaan yang paling buruk dan sangat mengkhawatirkan banyak orang,

yakni kekufuran sebagaimana yang dinyatakan oleh Nabi Muhammad SAW: ”Hampir saja kefakiran itu menjadi kekufuran.” (HR. Abu Naim).

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kehormatan diri seseorang supaya dalam hidup ini dapat memiliki martabat yang tinggi; di antaranya:

(1) Belajarlah untuk mengenali diri sendiri dengan segenap kelebihan dan kekurangan yang dimiliki.

Seringkali seseorang merasa kurang memiliki yan dapat dikembangkan pada dirinya, padahal setiap orang lahir dengan segenap potensi dan keterbakatan yang banyak.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X